Bagikan artikel ini :

Menjadi orang arif

Efesus 5:15-17

Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif,
Efesus 5:15

Menjelang akhir tahun, banyak orang mulai memikirkan pesta tutup tahun dengan meriah untuk menyambut tahun yang baru. Dari kembang api, terompet, sampai urusan makanan, semua disiapkan dan disediakan. Hotel dan tempat wisata penuh dengan berbagai macam acara. Suatu momen yang sangat ditunggu-tunggu oleh semua orang.

Hanya saja, akhir tahun sebenarnya bukan hanya bicara tentang pesta, tetapi yang paling penting adalah bagaimana kita mengoreksi hidup kita di tahun yang sudah dilewati sebagai persiapan menjelang tahun yang baru. Hidup bukan sekadar melewati waktu tetapi juga bagaimana menggunakan kesempatan yang Tuhan berikan di dalam kehidupan kita.

Paulus menasihati jemaat di Efesus supaya mereka dapat memiliki kehidupan seperti orang arif dan bukan orang bebal. Orang arif adalah orang yang dapat menggunakan setiap kesempatan (waktu) yang Tuhan berikan dengan melakukan apa yang Tuhan kehendaki dalam hidup mereka. Hidup yang singkat ini sebenarnya adalah untuk memenuhi panggilan Tuhan dalam setiap langkah kehidupan kita. Orang arif adalah orang yang tahu dan mengerti apa yang Tuhan kehendaki di dalam hidupnya.

Sedangkan orang bebal atau bodoh adalah orang yang hanya hidup untuk dirinya sendiri. Apa yang ia pikirkan dan lakukan adalah untuk kepuasan nafsunya semata dan hidup dalam kegelapan. Karena itu sebagai anak-anak terang, Paulus meminta jemaat Efesus untuk meninggalkan kehidupan mereka yang bodoh/bebal untuk menjadi orang yang arif.

Nasihat Paulus ini juga menjadi nasihat bagi kita semua supaya menggunakan waktu bukan hanya sekadar waktu yang berjalan (kronos) saja, tetapi sebagai kesempatan (kairos) untuk kita mengerti kehendak Tuhan dan memuliakan-Nya di sepanjang kehidupan kita. Janganlah memandang hidup dari apa yang kita raih, miliki, dan duduki, melainkan sejauh mana hidup kita dapat menjadi terang kemuliaan Tuhan. Tuhan Yesus sudah memercayakan di dalam hidup kita, harta, kemampuan (skill), maupun waktu itu sendiri, ayo manfaatkan dengan sebaik mungkin sesuai dengan kehendak-Nya.

AKHIR TAHUN BUKAN SEKADAR MENGAKHIRI TAHUN TETAPI JUGA BAGAIMANA MENGAWALI TAHUN DENGAN BIJAKSANA