Menjadi Pasangan Yang Setia
Amsal 19:19-23
Sifat yang diinginkan pada seseorang ialah kesetiaannya; lebih baik orang miskin dari pada seorang pembohong.
- Amsal 19:22
Penulis Amsal menegaskan bahwa yang diharapkan dalam kehidupan seseorang adalah kesetiaannya. Dalam konteks pernikahan, menjadi pasangan yang setia berarti memelihara komitmen untuk saling menerima. Setiap suami-istri berkomitmen menerima pasangannya secara utuh, apa adanya, termasuk semua kekurangannya. Setiap pribadi diciptakan seturut gambar dan rupa Allah sehingga menjadi ciptaan yang unik dan tidak pernah sama. Pasangan kita adalah ciptaan yang utuh dan punya kepribadiannya sendiri. Ia punya hak untuk menjadi berbeda sehingga harus tetap kita hargai.
Menjadi pasangan yang setia berarti kehidupan cinta kasihnya hanya diberikan kepada pasangannya dan bukan kepada orang ketiga dalam pernikahan. Komitmen kesetiaan dalam pernikahan dibangun terus menerus. Setiap pasangan diharapkan menyadari realita bahwa mereka adalah dua pribadi yang dipersatukan hingga maut memisahkan mereka. Berjalannya waktu merupakan ujian bagi setiap pasangan untuk memelihara komitmen kesetiaan. Komitmen setiap pasangan perlu diperbarui mengacu kepada Kristus yang selalu mengasihi anak-anak-Nya sekalipun setiap orang Kristen terkadang berubah-ubah.
Membangun diri menjadi pasangan yang setia dalam pernikahan, sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan kerohanian. Perwujudan kerohanian dalam diri setiap pasangan dengan kekuatan kasih yang dimilikinya, dimanifestasikan dengan sikap saling memperhatikan kepentingan pasangannya. Menjadi pasangan yang setia menunjukkan kesediaan mengembangkan kepekaan terhadap kebutuhan pasangannya, rela berkorban demi pasangannya, menjaga harga diri sendiri dan pasangan, serta mengembangkan potensi diri untuk membangun keluarganya.
Menjadi pasangan yang setia, membutuhkan semangat supaya tidak putus harapan untuk menjadi pribadi yang semakin baik bagi pasangan. Setiap pasangan tidak saja memberikan diri kepada pasangannya dengan menyatakan kasih, tetapi juga membangkitkan pengharapan terhadap pasangannya bahwa dirinya merupakan pasangan yang terbaik. Seperti layaknya Kristus mengasihi gereja-Nya demikian juga Anda sebaiknya mengasihi pasangan Anda. Sebaliknya seperti gereja menghormati Krsitus, demikian pula Anda harus menghormati pasangan Anda. Mari menerapkan prinsip tersebut yang akan membuat Anda dan pasangan bisa saling mengasihi, saling menghormati, dan berdampak pada rasa saling setia satu sama yang lain.
Refleksi Diri:
- Bagaimana komitmen Anda selama ini dalam membangun dan menjaga kesetiaan kepada pasangan Anda? Apa poin-poin kesetiaan yang disampaikan tadi yang bisa Anda pratikkan?
- Apakah Anda sudah bersikap terhadap pasangan seperti Kristus mengasihi gereja dan sebaliknya gereja menghormati Yesus?