Bagikan artikel ini :

Menjadi Pendoa Syafaat

Amos 7:1-9

Ketika belalang mulai menghabisi tumbuh-tumbuhan di tanah, berkatalah aku: “Tuhan ALLAH, berikanlah kiranya pengampunan! Bagaimanakah Yakub dapat bertahan? Bukankah ia kecil?” Maka menyesallah TUHAN karena hal itu. “Itu tidak akan terjadi,” firman TUHAN.
-Amos 7:2-3

Perikop bacaan hari ini berisi tiga penglihatan yang dialami Amos. Dua penglihatan pertama menggambarkan cara-cara yang akan dipakai Allah untuk menghukum bangsa Israel. Namun, ketika Amos berdoa memohon pengampunan bagi bangsanya, Allah akhirnya tidak jadi menghukum Israel dengan cara-cara tersebut. Penglihatan ketiga Amos merupakan cara yang akhirnya Allah gunakan untuk menghukum Israel.

Pertanyaan muncul dari perenungan saya melalui pasal ini: apakah doa dapat mengubah hati dan pikiran Tuhan? Mengapa Tuhan sampai “menyesal” dengan rencana yang dibuat-Nya? Situasi serupa saya temukan di Bilangan 14, ketika Musa memohon pengampunan dari Tuhan atas penghukuman bagi umat Israel.

Ahli apologetika R.C. Sproul menjelaskan, narasi Alkitab dimana Allah tampaknya menyesal atau mengubah pikiran-Nya hampir selalu merupakan narasi yang berhubungan dengan ancaman akan penghakiman dan penghukuman. Biasanya berbagai ancaman ini akan diikuti oleh pertobatan orang-orang sebagai akibat dari doa syafaat yang diajukan oleh para pemimpin mereka. Sebetulnya, Allah tidak “mengubah pikiran-Nya”, Dia hanya melaksanakan janji-Nya yang selalu diberikan kepada para pendosa, bahwa jika mereka bertobat dan berbalik dari jalan-jalan mereka yang jahat maka Tuhan tidak akan melakukan apa yang Dia berhak lakukan.

Tujuan dari kisah-kisah di Alkitab semacam ini adalah mendorong kita untuk berdoa syafaat. Sebagai Allah yang Mahatahu, Dia sebetulnya tahu bagaimana Amos maupun Musa akan merespons, bahkan sebelum mereka membuka mulut. Ibrani 4:13 menyatakan “Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, …” Jadi, doa sebetulnya tidak mengubah pikiran Allah. Doa justru mengubahkan hati kita. Ada masanya Allah menanti kita untuk meminta kepada-Nya karena Dia ingin melaksanakan rencana-Nya bersama-sama dengan kita sebagai rekan sekerja Allah. Semua ini menyampaikan pesan, kita dapat memercayai Allah atas kehidupan kita. Dia pasti punya rencana atas kehidupan kita, terlepas dari apa pun yang kita hadapi dalam hidup ini.

Mari rajin dan tekun berdoa syafaat!

Refleksi Diri:

  • Apakah Anda secara rutin mendoakan sesuatu atau seseorang saat ini?
  • Apakah Anda sudah berusaha melihat doa-doa tersebut dari sudut pandang Tuhan dan kehendak-Nya?