Bagikan artikel ini :

Menunggu, berharap, dan berdoa

Mikha 7:1-7

Tetapi aku ini akan menunggu-nunggu TUHAN, akan mengharapkan Allah yang menyelamatkan aku; Allahku akan mendengarkan aku!
- Mikha 7:7

Ngeri betul situasi yang digambarkan oleh Nabi Mikha. Ia menghadapi krisis multi dimensi: kondisi ekonomi yang buruk, krisis hukum dan keadilan, krisis hubungan sosial. Tidak ada yang bisa diandalkan. Orang yang dianggap paling baik pun ternyata jahat. Bahkan antar anggota keluarga pun bermusuhan. Semua itu terjadi karena bangsa Israel berpaling dari Tuhan. Tidak ada lagi orang yang setia kepada Tuhan ditemukan di negeri (ay. 1, 2). Mikha patah hati. Ia sedih, kecewa bahkan hampir putus asa. Apakah Anda pernah merasakan hal yang sama? Merasa situasi di sekeliling Anda buruk? Anda merasa hidup menjadi berat?

Mikha tidak berlama-lama dalam keremukan hatinya. Ia segera sadar kembali. Ia ingat siapa yang dipercayainya. Mikha memfokuskan kembali kepada pengharapannya yang sejati. Ia menunggu dengan berharap penuh kepada Tuhan. Ia menantikan keselamatan yang dari Tuhan. Ia percaya Tuhan mendengar doanya.

Apa yang kita butuhkan untuk memelihara pengharapan pada masa yang sulit? Mikha menunjukkan caranya: berjaga-jaga, menanti dengan berharap, berdoa, mengingat kesetiaan Tuhan. Jangan lengah dan hanyut oleh keadaan sekitar. Jangan kehilangan iman. Tekun berdoa meminta keadilan Tuhan. Tanamkan dalam hati Anda bahwa Tuhan setia pada janji-Nya. Tidak sekalipun Dia berdiam diri apalagi meninggalkan kita. Seberat apa pun situasi kita, jangan perburuk dengan sikap cemas dan putus asa. Kecemasan seperti duduk di kursi goyang. Anda terus bergerak dan menjadi lelah, tetapi tidak maju-maju.

Tentang putus asa, Mahatma Gandhi mengatakan “Ketika saya putus asa, saya ingat bahwa sepanjang sejarah, jalan kebenaran dan cinta selalu menang. Ada banyak penguasa keji dan pembunuh, dan untuk sementara waktu, mereka tampak tak terkalahkan. Namun pada akhirnya, mereka selalu jatuh. Ingatlah selalu itu.”

Keadilan pasti akan muncul pada waktunya, waktu Tuhan. Jangan lelah dan menyerah. Pengharapan kepada Tuhan tidak pernah mengecewakan.

Refleksi Diri:

  • Apa situasi yang pernah/sedang Anda alami yang begitu berat sehingga membuat Anda putus asa dan kehilangan pengharapan?
  • Setelah membaca renungan ini, apa yang akan Anda lakukan supaya tidak menyerah menghadapi situasi tersebut?