Bagikan artikel ini :

Meruntuhkan tembok keakuan

1 Korintus 13:1-13

Kasih itu Sabar.
- 1 Korintus 13:4a

Kata “sabar” menurut bahasa aslinya berarti tidak mudah marah. Sabar merupakan suatu tindakan aktif, bukannya diam saja hanya mengelus dada, nrimo kalau kata orang Jawa. Kenapa saya katakan aktif? Karena sabar yang dimaksud ini bukan bawaan lahir seseorang, melainkan suatu tindakan yang butuh perjuangan untuk bertahan, menahan diri agar tidak marah.

Seringkali ketika kita berbeda pendapat dengan seseorang, ujung-ujungnya tidak dapat menahan diri, muncul emosi, dan akhirnya berkelahi. Berbeda pendapat itu wajar dan tak terhindarkan. Jika ada kasih maka perbedaan tersebut tidak akan berujung pada sikap saling menyakiti.

Contohnya, ada orang yang suka pencet odol dari ujung supaya rapi. Sementara yang lain suka dari tengah karena hanya berpikir gampang dan simpel saja. Ini perbedaan sepele, tapi kalau kebiasaan ini terjadi pada sepasang suami istri yang setiap hari ketemu, serumah, sekamar mandi, ini bisa berakhir runyam.
Lama-kelamaan salah satu pasangan bisa kehilangan kesabaran.

Saran saya dalam menghadapi situasi yang butuh kesabaran, perlu menahan diri terhadap sikap seseorang, pertama-tama tambahkan dua sendok makan “kasih” setiap pagi maka situasi runyam bisa jadi aman. Kalau masih tidak sabar, tambahkan dua gayung “kasih” tiap pagi. Tapi kalau masih tidak sabar juga, bagaimana Bu? Ya ambil baskom, ember, atau jerigen, hahaha… Coba pikirkan kata-kata dari Amsal 16:32 ini: “Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.” Apa maksud ayat ini?

Untuk menjadi pahlawan dan orang yang sanggup merebut kota pada zaman Perjanjian Lama harus menaklukkan diri sendiri dan hawa nafsu sendiri dulu. Hikmat dan pengaturan diri dibutuhkan untuk mengalahkan musuh-musuh. Nah, orang yang bisa bersabar dan menahan diri untuk mengalahkan keinginan hati-nya, sebetulnya sudah bersikap lebih dari seorang pahlawan. Ia juga telah berhasil menaklukkan benteng kota dirinya, yaitu keegoisan dan keakuan diri.

Ayo laskar Kristus, jika Anda mau jadi pahlawan untuk sesama, bersikaplah sabar. Sabar adalah salah satu sifat kasih yang dimiliki Allah.

Refleksi Diri:

  • Apakah Anda sudah cukup baik dalam bersikap sabar dan menahan diri saat menghadapi situasi yang tidak sesuai dengan harapan Anda?
  • Apa yang Anda akan perjuangan untuk bisa menjadi pahlawan Tuhan yang meruntuhkan tembok keakuan?