Bagikan artikel ini :

Milenial vs kolonial

Kolose 3:18-25

Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan. Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anak-mu, supaya jangan tawar hatinya.
- Kolose 3:20-21

Zaman sekarang anak-anak dengan orangtua sering mengalami ketegangan karena memang ada gap antar generasi. Yang satu generasi Kolonial dan yang satu lagi generasi milenial. Apa itu Milenial? Milenial disebut juga Gen Y. Apa itu Gen Y? Generasi yang lahir setelah Gen X. Mumet yah hehehe....
Simpelnya begini, Milenial adalah generasi yang lahir tahun 1980-2000, ciri mereka adalah wajib punya gadget. Gadget adalah hidup mereka, sumber informasi, dan alat komunikasi mereka. Mereka tidak bisa hidup tanpa smartphone. Ini sudah seperti candu dan kita tahu, sifat candu sangat berbahaya.

Inilah yang membuat mereka seringkali terjebak pada hal-hal yang berbahaya karena mereka tahu banyak hal tapi tidak mendalam. Ini seringkali menjadi bumerang bagi mereka. Menyikapi anak-anak milenial perlu seni. Anda yang memiliki anak usia milenial perlu belajar, mereka adalah generasi yang cepat dan produktif, berbeda dengan kita, generasi Kolonial. Perbedaan sifat generasi inilah yang menimbulkan perbedaan persepsi dan cara menyikapi. Mereka anak Milenial dan kita orangtua Kolonial.

Mari kita amati perbedaan antara Milenial dengan Kolonial. Yang satu gadget minded, yang lain gaptek (gagap teknologi). Satu memikirkan secara dangkal, yang lain secara dalam. Satu memproses dengan cepat, yang lain lambat. Satu melihat pada future (masa depan), yang lain pada past (masa lalu). Dari beberapa perbedaan ini saja kita bisa membayangkan betapa sulitnya kedua generasi ini berhubungan.

Namun Alkitab berkata, anak muda harus menghormati orangtua atau yang lebih tua, dan orangtua juga harus mengasihi anaknya. Firman mengajarkan kita untuk tahu diri. Jangan karena merasa orangtua saya lebih tua maka segalanya saya paling benar, paling tahu. Sebaliknya untuk anak muda, tidak boleh merasa lebih tahu, lebih cepat, dan lebih maju, lalu tidak menghormati mereka yang lebih tua.

Kita sama di hadapan Tuhan, tidak benar kalau merasa diri “I’m better than you”. Itu kesombongan. Milenial jangan angkuh dan Kolonial jangan sok berpengaruh. Setiap generasi ada rapuhnya. Setiap generasi butuh generasi lainnya.

Refleksi Diri:

  • Sudahkah Anda sebagai orangtua membimbing dan mengasihi anak-anak generasi Milenial supaya tidak terjebak perkembangan zaman?
  • Jika Anda sebagai anak muda, apakah Anda sudah belajar menghormati dan tunduk kepada orangtua sama seperti kepada Tuhan?