Bagikan artikel ini :

Muda Jangan Dipandang Rendah

1 Timotius 4:12-16

Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.
- 1 Timotius 4:12

Seorang ibu mendatangi seorang dokter gigi untuk minta bantuan memasang crown pada giginya. Crown adalah semacam pembungkus pada gigi yang kropos tetapi akarnya masih bagus. Dokter gigi berusaha memasangnya tetapi kemudian menjadi ragu dan menundanya. Masalahnya, crown sementara sudah dibongkar, sehingga gigi menjadi ngilu. Bahkan minum air biasa (bukan air dingin) pun membuatnya sangat ngilu. Karena tidak tahan, akhirnya si ibu mendatangi dokter lain, dokter spesialis prostodonti yang lebih sesuai bidangnya. Ternyata dokter tersebut tidak praktik. Ada pengganti tetapi dokter muda. Si ibu agak ragu, pikirnya, dokter sebelumnya saja yang lebih senior tidak sanggup, masakan yang muda ini mampu? Dokter muda itu menyanggupi. “Saya coba”, katanya. Hasilnya? Bagus dan pas di mulut.

Timotius menghadapi orang-orang dengan cara pandang yang sama. Ia dianggap tidak mumpuni dan kurang pengalaman oleh jemaat gereja yang dilayaninya karena usianya masih muda. Rasul Paulus, bapak rohaninya, menyemangatinya untuk menunjukkan diri sebagai seorang yang dapat jadi teladan. Dari perspektif lain, nasihat ini dapat dipahami sebagai teguran kepada orang-orang yang terbiasa memandang rendah orang yang lebih muda. Ada syair lagu berbunyi demikian, jangan lihat siapa bicara, tetapi dengar apa katanya.

Tidak selamanya orang muda tidak ahli atau tidak mampu. Asal dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai, orang muda juga bisa berprestasi. Bahkan seringkali prestasi orang muda mengungguli para senior karena mereka lebih kreatif, dalam arti berani menerobos pola pikir dan kebiasaan umum. Mereka bisa memikirkan jalan pemecahan alternatif yang tidak dipikirkan para senior. Memang mereka pengalaman, tetapi pada zaman internet ini ada banyak sumber untuk belajar hal baru dengan cepat. Tugas kita yang lebih senior adalah menghargai potensi mereka sambil membimbing dan mengarahkan agar lebih berkembang lagi.

Yesus pernah berkata, “... hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” (Mat. 5:16). Meski Anda muda, tetaplah bercahaya di dalam Kristus sehingga perbuatan Anda memuliakan Bapa di sorga.

Refleksi Diri:

  • Sebagai anak muda, apa yang Anda lakukan saat dianggap tidak mumpumi dan kurang pengalaman? Sudahkan Anda bercahaya dan berlaku memuliakan Kristus?
  • Sebagai orang yang lebih senior, sudahkah Anda mendorong dan membimbing mereka yang muda supaya berkembang?