Bagikan artikel ini :

Naik Tingkatan Iman

Kisah Para Rasul 18:24-28

Ia mulai mengajar dengan berani di rumah ibadat. Tetapi setelah Priskila dan Akwila mendengarnya, mereka membawa dia ke rumah mereka dan dengan teliti menjelaskan kepadanya Jalan Allah.
- Kisah Para Rasul 18:26

Permainan game di smartphone atau PC pasti memiliki level tingkatan yang semakin lama semakin sulit sehingga membutuhkan keahlian untuk memainkannya. Semakin tinggi level berarti semakin membutuhkan keahlian dalam memainkan game. Ini mirip dengan tokoh pada perikop hari ini, yaitu Apolos. Dari Apolos kita belajar bagaimana menaikkan tingkatan iman atau kerohanian kita.

Ada dua prinsip penting untuk naik ke tingkatan iman yang lebih tinggi. Pertama, mengalami perjumpaan dengan Tuhan. Seseorang takkan bertumbuh imannya jika tidak memiliki pengalaman rohani bersama Tuhan. Pengalaman rohani bukan hanya pengalaman mengalami mukjizat, bahasa roh, nubuat, atau hal-hal supranatural lainnya, melainkan bagaimana mengalami kehadiran Tuhan dan berbagai karya ajaib yang Tuhan lakukan dalam hidup kita. Di sinilah kita mengalami perjumpaan dengan Tuhan. Seperti Apolos, ketika berjumpa dengan Kristus (Jalan Allah) yang diajarkan oleh Priskila dan Akwila, ia berubah menjadi pelayan Tuhan yang dipakai Allah secara luar biasa.

Ketika kita mau lebih beriman kepada Tuhan, lebih baik dalam melayani-Nya, bagaimana relasi kita dengan Yesus? Sudahkah kita mengenal-Nya secara baik? Teruslah mendekat dan belajar mengenal siapa Allah yang kita sembah, dan tentunya membuka hati untuk menerima Kristus Yesus sebagai Juruselamat pribadi kita.

Kedua, hidup berdasarkan kasih karunia Allah. Kita manusia yang lemah dan memerlukan Tuhan dalam menjalani hidup. Dalam hal tingkatan iman juga demikian. Kita harus mengandalkan Tuhan dan bukan diri kita sendiri. Ayat 27b mencatat, “Setibanya di Akhaya maka ia, oleh kasih karunia Allah, menjadi seorang yang sangat berguna bagi orang-orang yang percaya.” Bayangkan, Apolos dipakai Tuhan secara luar biasa, bukan karena mengandalkan kepandaian, hikmat, pengetahuannya, melainkan karena mengandalkan Tuhan. Apolos sadar bahwa tanpa kasih karunia Tuhan, ia bukanlah apa-apa.

Seperti burung elang yang bisa menembus badai dahsyat bukan dengan mengandalkan kekuatan sayapnya, melainkan cukup mengembangkan sayapnya saja dan membiarkan angin badai tersebut mengangkat dirinya mengatasi badai. Kiranya Anda saat menghadapi badai pergumulan tidak mengandalkan kekuatan sendiri. Berserahlah penuh kepada Tuhan Yesus maka tingkatan iman Anda akan naik tinggi menuju pertumbuhan kerohanian yang lebih baik.

Refleksi Diri:

  • Apakah Anda sudah mengalami perjumpaan dengan Allah melalui pengenalan dan pengalaman rohani Anda?
  • Apakah Anda sudah menerima kasih karunia Tuhan melalui Yesus Kristus yang memampukan Anda untuk melayani secara luar biasa?