Bagikan artikel ini :

Nasib atau rancangan Tuhan?

Yeremia 4:11-18

Tingkah langkahmu dan perbuatanmu telah menyebabkan semuanya ini kepadamu. Itulah nasibmu yang buruk, betapa pahitnya, sampai menusuk hatimu.”
- Yeremia 4:18

Perhatikan kata “nasibmu” yang ada pada ayat emas hari ini. Beberapa orang meyakini garis nasib di dalam hidup ditentukan oleh garis tangan. Sampai-sampai tahun lalu ada mantan pejabat negara yang menikah lagi karena merasa sama garis tangannya. Entah apa benar ia percaya sepenuhnya atau hanya bercanda.

Garis tangan dipercaya beberapa orang menentukan nasib, entah itu garis kehidupan, garis rezeki atau pun garis jodoh. Mereka yakin jalan hidup mereka ditentukan oleh guratan dan lipatan pada garis tangan. Dan bukan cuma garis tangan, banyak hal lain yang dipercaya menentukan nasib, seperti posisi rumah, letak pintu atau bentuk ruangan di dalam rumah, tanggal hari lahir, dan lain sebagainya.

Kalau nasib hidup seseorang ditentukan oleh sesuatu hal, betapa kasihan mereka yang terlahir (maaf) tanpa tangan atau yang mengalami kecelakaan sehingga kehilangan kedua telapak tangannya. Bagaimana mereka bisa tahu jodoh mereka karena tidak punya garis tangan? Percaya garis tangan itu ngawur, sesat!

Apa yang Alkitab ajarkan mengenai nasib? Apakah benar jalan hidup seseorang ditentukan garis tangan, benda, dan hal-hal materi lainnya di dunia? Tidak! Jalan hidup digariskan oleh Tuhan, bukan oleh garis tangan atau apa pun juga. Jika kita memercayai nasib sebetulnya sama dengan kita tidak memercayai rancangan Tuhan di dalam hidup. Kita seperti menghina Tuhan.

Nah, bagaimana cara tahu rancangan Tuhan di dalam hidup kita? Tuhan sudah memberikan petunjuk hidup melalui firman Tuhan atau Alkitab. Alkitab adalah buku panduan hidup untuk manusia, kitab yang memandu jalan hidup kita. Firman Tuhan adalah pelita bagi jalan kita. Mengikuti firman akan buat kita tidak tersesat.

Hidup Anda dan saya ditentukan oleh Tuhan yang sudah menggariskannya melalui firman-Nya. Seperti yang dituliskan pemazmur, “Mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satu pun dari padanya” (Mzm. 139:16). Yuk, percayakan hidup Anda hanya kepada Tuhan Yesus. Hanya Dia yang tahu masa depan Anda dengan pasti.

Refleksi Diri:

  • Apakah Anda lebih percaya pada nasib atau rancangan Tuhan? Mengapa?
  • Setelah membaca renungan ini, kepada siapa Anda akan menggantungkan masa depan hidup Anda? Kenapa?