Bagikan artikel ini :

Nasihat Yang Sia-Sia

Pengkhotbah 6:10-12

Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus.
- Kolose 2:8

Anda membuka Instagram dan menemukan kutipan-kutipan kata-kata bijak yang didesain dengan indah. Anda membuka Youtube dan menemukan motivator-motivator atau mentor-mentor keuangan memberikan berbagai nasihat kehidupan yang terdengar dalam dan bijak. Anda kemudian berusaha menerapkan kutipan-kutipan atau nasihat-nasihat online tersebut dalam kehidupan. Apa kata Salomo? “Siapakah yang mengetahui apa yang baik bagi manusia” dan “siapakah yang dapat mengatakan kepada manusia apa yang akan terjadi di bawah matahari sesudah dia?” (ay. 12)?

Di masa kini, dengan adanya internet, sangat mudah untuk belajar banyak hal, termasuk belajar kehidupan. Kita hidup dari kutipan-kutipan atau nasihat-nasihat online. Dengan kata lain, kita dimuridkan oleh internet… dimuridkan oleh dunia dan bukan oleh Kristus!

“Lho? Apa salahnya belajar dari internet? Ada banyak hal baik yang bisa dipelajari!” Ya, tetapi banyak juga hal-hal buruk. Anda tahu, mengapa tingkat pernikahan dan kelahiran
sangat rendah di Amerika? Karena melalui internet-lah para pemuda diajari bahwa semua wanita adalah cewek matre atau perempuan mata duitan (“gold digger”) yang akan menyikat habis segala miliknya begitu menikah. Di sisi lain, melalui internet-lah para pemudi diajari bahwa mereka harus hidup sendiri dan tidak butuh laki-laki (“I don’t need a man”) dan bahwa laki-laki hanya ingin mempergunakan mereka sebagai pemuasan kebutuhan seksual. Tidak heran akhirnya tidak ada yang mau menikah. Mereka dimuridkan oleh dunia. Belum lagi ditambah isu-isu sensitif lainnya seperti kaum LGBT (lesbian, gay, bisexual, transgender) yang menyebarkan pembelaannya di internet, bahkan mengajarkan bahwa menjadi LGBT adalah sesuatu yang membanggakan.

Salomo mengatakan bahwa “makin banyak kata-kata, makin banyak kesia-siaan” (ay. 11), mulai dari nasihat-nasihat yang jelas-jelas salah seperti contoh di atas, sampai kata-kata sia-sia seperti: kamu hanya hidup sekali (you only live once) dan jadilah dirimu sendiri (be yourself). Sesudah hidup di dunia, ada kekekalan yang menanti kita. Kita harus menjadi seperti Kristus, bukannya tetap seperti diri kita yang sekarang.

Jadi, berhati-hatilah dengan yang Anda baca. Jangan sampai Anda dimuridkan oleh nasihat-nasihat yang sia-sia. Segala sesuatu harus diuji di dalam terang firman Tuhan.

Refleksi Diri:

  • Apakah Anda terjebak dimuridkan oleh dunia, misalnya melalui internet? Apakah Anda menerimanya mentah-mentah?
  • Apakah Anda menguji semua “nasihat” atau “kata-kata bijak” tersebut berdasarkan kebenaran firman Tuhan?