Bagikan artikel ini :

Orangtua Adalah Busur

Mazmur 127
Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda.
- Mazmur 127:4

Pujangga Libanon, Kahlil Gibran menulis puisi tentang anak. Ia mengatakan, “You are the bows from which your children as living arrows are sent forth.” (engkau adalah busur, dari engkau anak-anakmu melesat keluar). Pemazmur bicara hal senada. Anak-anak punya potensi, kekuatan, vitalitas. Bahkan orangtuanya dapat mengandalkan mereka.

Gibran menulis puisinya puluhan tahun lalu. Pemazmur menulis Mazmur 127 ribuan tahun lalu. Namun, isi keduanya tetap relevan dengan keadaan zaman sekarang. Gibran menyindir betapa banyak orangtua yang ingin menjadikan anaknya seperti dirinya sendiri. (Your children are not your children / They are the sons and daughters of life’s longing for itself). Pemazmur tidak secara eksplisit menyatakan hal tersebut, tetapi mengatakan, “Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada TUHAN” (ay. 3a). Pemilik sesungguhnya dari anak-anak kita adalah Tuhan sendiri. Orangtua hanya dititipi.

Sebagai orang yang dititipi, orangtua bertanggung jawab untuk mendidik mereka berkembang menjadi pribadi yang dewasa dan sehat. Segala kebutuhan yang diperlukan untuk perkembangan itu harus diperjuangkan agar tersedia. Pemanah yang hebat akan menarik kuat-kuat busurnya agar anak panahnya melesat jauh. Orangtua harus berusaha sekuatnya mendukung kemajuan anaknya. Orangtua harus mendidik anak untuk menjadi dirinya sendiri. Gibran mengatakan “You may house their bodies but not their souls, for their souls dwell in the house of tomorrow.” Anak harus diberi kesempatan berkembang menurut dirinya dan zaman kehidupannya sendiri.

Ketika masih SMP, saya rajin sekali mengunjungi perpustakaan daerah di kota saya. Siang-siang naik sepeda setelah pulang sekolah di bawah terik matahari. Segala buku pengetahuan umum saya lahap. Sekarang, saya tidak bisa berharap anak saya melakukan hal yang sama. Ia belajar banyak hal bukan dari buku, tetapi dari internet. Zamannya berbeda, caranya berbeda. Yang kita harus pertahankan adalah kebenaran Kitab Suci. Hal-hal lain menyangkut isu yang tidak prinsip hendaklah kita beri kebebasan kepada mereka untuk memilih.

Yuk, jadilah busur yang baik dan bertanggung jawab!

Refleksi Diri:

  • Sebagai orangtua, sudahkah Anda mendukung kemajuan anak Anda dengan baik?
  • Apa yang Anda akan lakukan supaya “anak panah” anak Anda bisa melesat jauh dan tepat sasaran?