Bagikan artikel ini :

Panjang Umur Untuk Apa?

Filipi 1:20-26

Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu.
- Filipi 1:22

Sebagian besar manusia ingin hidup berumur panjang, juga awet muda dan sehat. Mereka berharap umur panjang agar bisa menikmati kekayaan, kesenangan, dan kenikmatan dunia. Itulah sebabnya ketika berulang tahun, selalu dinyanyikan lagi: panjang umurnya, sehat badannya… padahal begitu berulang tahun, umur kita terpotong satu tahun, bukan? Itu berarti setiap tahun, umur kita bukan bertambah, melainkan berkurang. Mengharapkan umur panjang sah-sah saja, tetapi sebagai orang Kristen, kita perlu bertanya kepada diri sendiri, panjang umur untuk apa dan untuk siapa?

Sebagai orang yang sudah ditebus oleh darah Yesus Kristus seharusnya tujuan hidup kita tidak hanya berfokus pada perkara duniawi, melainkan pada perkara rohani. Perkara jasmaniah hanyalah sementara, sedangkan perkara rohaniah bernilai kekal. Itulah sebabnya Rasul Paulus berkata, “… jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah.” Hidup memberi buah seharusnya menjadi tujuan hidup setiap orang Kristen sejati.

Memberi buah bagi Kristus, bagi Kerajaan Allah adalah buah yang bernilai kekal. Buah bersifat kekal yang bisa kita lakukan bagi Allah dan kebenaran-Nya, seperti melayani Tuhan, memberitakan Injil, memenangkan jiwa, berbuat baik, menolong orang, dan menghasilkan buah-buah Roh lainnya. Semua itu bisa kita bawa serta ketika meninggalkan dunia. Buah yang bersifat duniawi, seperti materi, harta, dan kekayaan kelak akan kita tinggalkan.

Marilah bertanya kepada diri sendiri, kalau masih hidup di dunia ini, kalau masih ada umur panjang, apa tujuannya? Semoga tujuan hidup saudara sungguh jelas dan fokus pada kekekalan. Bukan hidup untuk makan. Bukan hidup untuk diri sendiri. Bukan pula hidup hanya untuk keluarga, untuk mengejar gelar, untuk harta benda dan uang, untuk dunia, apalagi untuk si iblis. Hiduplah yang utama untuk Tuhan Yesus. Jangan sampai hidup yang singkat ini menjadi percuma dan mati pun sia-sia, membawa penyesalan selama-lamanya.

Karena itu, marilah evaluasi tujuan hidup kita. Jika sudah menyimpang dari tujuan Allah, bertobatlah dan kembali kepada tujuan-Nya. Hiduplah untuk memuliakan Allah dan untuk menikmati Dia selamanya.

Refleksi Diri:

  • Apa tujuan hidup Anda saat ini? Apakah sesuai dengan kebenaran dan kehendak Tuhan?
  • Apa yang Anda lakukan, jika tujuan tersebut melenceng dari kebenaran? Bagaimana Anda akan memperbaikinya sesuai kehendak Allah?