Bagikan artikel ini :

Pasangan Sevisi Yang Melayani Tuhan

Kisah Para Rasul 18:1-4

Sampaikan salam kepada Priskila dan Akwila, teman-teman sekerjaku dalam Kristus Yesus. Mereka telah mempertaruhkan nyawanya untuk hidupku. Kepada mereka bukan aku saja yang berterima kasih, tetapi juga semua jemaat bukan Yahudi.
- Roma 16:3-4

Akwilla dan Priskila adalah pasangan suami-istri yang sering disebutkan di Perjanjian Baru. Nama mereka muncul sebanyak tujuh kali dan selalu disebutkan secara berdampingan. Indah bukan sebagai pasangan? Pekerjaan dan pelayanan mereka sering dikaitkan dengan pelayanan Rasul Paulus. Mereka mendukung pelayanan Paulus dengan menjadi pembuat kemah dan mengizinkan rumahnya dipakai untuk pekerjaan Tuhan (Rm. 16:3-5). Paulus bahkan menyebutkan mereka sampai mempertaruhkan nyawa untuk mendukung pelayanannya. Jika bukan Tuhan yang bekerja memberikan visi dalam kehidupan pernikahan mereka, rasanya tidak mungkin mereka berkorban sedemikian besar.

Pasangan suami-istri yang melayani perlu memiliki kerohanian yang baik, terlihat bagaimana mereka menjadi berkat bagi orang lain, seperti yang ditunjukkan Akwila dan Priskila yang mempersembahkan hidup mereka untuk dipakai Tuhan. Mereka pasangan yang benar-benar memercayai anugerah Allah dan sungguh-sungguh mengerjakan panggilan Tuhan. Kehidupan berkeluarga dan relasi dengan Allah merupakan hal yang tak terpisahkan di dalam pernikahan mereka.

Pasangan yang sevisi di dalam Tuhan memahami bahwa Allah bukan hanya menuntut dimensi keagamaan formal, tetapi juga relasi pasangan dengan Tuhan selama menjalani pernikahan mereka. Di saat pasangan dibentuk melalui relasi dan ibadah kepada Allah, mereka akan menjalani kehidupan dengan sudut pandang rencana dan tujuan Allah. Pasangan yang sevisi membangun kehidupan pernikahan mereka dengan rasa syukur atas anugerah Allah yang menyertai.

Pasangan yang sevisi menyertakan Allah dalam menemukan cara-cara yang saling membangun dan mendorong dalam kasih dan pelayanan. Mereka meletakkan pengharapan dan kekuatan di dalam Kristus. Pernikahan tidak berakar dalam romantika belaka, melainkan dalam kasih Allah. Ketika setiap pasangan mengasihi Allah lebih dari pasangan tersebut mengasihi diri sendiri dan membangun “kerajaan kecil” miliknya di bawah otoritas kerajaan Allah maka pasangan tersebut akan saling mengasihi dan menjadi alat berkat bagi pasangan yang lain.

Marilah percaya bahwa Tuhan Yesus menyertai setiap pasangan suami-istri dengan anugerah yang mengubahkan kehidupan pernikahan mereka. Setiap pasangan hendaklah percaya bahwa pernikahannya diisi oleh kesatuan, pengertian, dan kasih hanya oleh anugerah Allah. Pasangan yang benar-benar berjalan di dalam visi Tuhan pasti bisa mendapatkannya.

Refleksi Diri:

  • Bagaimana kehidupan pernikahan Anda saat ini? Apakah Anda dan pasangan sudah menemukan visi yang sama, yang Tuhan kehendaki atas pernikahan Anda?
  • Apa pelayanan yang Anda dan pasangan bisa lakukan melalui kehidupan pernikahan Anda?