Bagikan artikel ini :

Peduli Amat dengan Nyinyir

Yeremia 18:18-23

… “Marilah kita mengadakan persepakatan terhadap Yeremia, sebab imam tidak akan kehabisan pengajaran, orang bijaksana tidak akan kehabisan nasihat dan nabi tidak akan kehabisan firman. Marilah kitamemukul dia dengan bahasanya sendiri dan jangan memperhatikan setiap perkataannya!
-Yeremia 18:18

Pimpinan saya suka berkata, “Jangan nyinyir!” Ini membuat saya tergerak untuk menulis bagaimana seharusnya sikap orang Kristen menghadapi nyinyir.

Nabi Yeremia menghadapi para lawan yang begitu mudah nyinyir. Lebih parahnya, sebaik apa pun hidup nabi, para lawan mencari kesalahan-kesalahan yang dapat diperdebatkan dan menjadi konsumsi publik. Sampai-sampai, mereka mengadakan persepakatan menguji konsistensi Yeremia (ay. 18b).

Dunia sekitar Yeremia mirip dengan zaman now. Dunia yang nyinyir. Perhatikan sosmed Anda, apalagi menjelang pemilu, rata-rata berita berbau nyinyir. Orang Kristen pun terjebak, mereka meninggikan yang satu dan nyinyir terhadap yang lainnya.

Perhatikan respons Yeremia, sungguh jawabannya agung, “Akan dibalaskah kebaikan dengan kejahatan? Namun mereka telah menggali pelubang untuk aku! Ingatlah bahwa aku telah berdiri di hadapan-Mu, dan telah berbicara membela mereka, supaya amarah-Mu disurutkan dari mereka.” (ay. 20). Walaupun mereka nyinyir, Yeremia tidak membalas, tidak juga membela diri, ia bahkan berdoa keras untuk para nyinyir.

Hidup memang tidak selalu manis, tapi pasti dinamis. Apa yang Anda lakukan tidak selalu mendapat balasan positif dari orang lain, bahkan saat Anda melakukan sesuatu yang baik untuk mereka, nyinyiran bakal selalu ada dan bikin gerah. Belajar dari Yeremia, stop menyimpan nyinyiran dalam pikiran, apa pun alasannya. Entah balas dendam, apalagi sebagai motivasi meraih sukses, “Suatu saat ia bakal melihat apa yang diomongkannya salah!”

Jangan kotori pikiran Anda dengan nyinyiran yang menyakitkan, Anda hidup bukan untuk mereka. Apalagi berusaha sukses hanya untuk dipamerkan di depan mereka. Sekalipun Anda ingin membuktikan bahwa mereka salah, belum tentu mereka berubah. Yang ada Anda hanya membuang-buang waktu saja.

Jika Anda tidak salah dan orang tetap nyinyir kepada Anda, biarin ajah.. biasanya itu timbul karena iri. Anda tidak perlu peduli apa yang dikatakan orang karena ia hanya sekadar berkomentar. Bisa jadi mereka memang tidak punya topik obrolan berkualitas. Dont be serious, actually mereka nggak care kok sama Anda. Dan jangan lupa, minta Tuhan selidiki hati, barangkali Anda juga pernah nyinyir?

Salam nggak (peduli) nyinyir.

Refleksi Diri:

  • Apakah Anda pernah mengalami dinyinyiri orang lain? Bagaimana respons Anda?
  • Melihat sikap Yeremia, bagaimana sekarang akan merespons mereka yang nyinyir terhadap Anda?