Bagikan artikel ini :

Pelit atau murah hati?

Lukas 6:32-36

Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati.
- Lukas 6:36

Tuhan Yesus mengajarkan kepada murid-murid-Nya agar bermurah hati karena Bapa Sorgawi murah hati. Yesus pun memberi teladan bermurah hati, berarti setiap anak Tuhan pun pasti akan mencerminkan sifat Bapa Sorgawi tersebut.
Dalam konteks ayat di atas, murah hati berarti tidak susah mengampuni dan tidak mengungkit-ungkit kesalahan orang lain. Murah hati juga berarti, tidak menahan kebaikan untuk orang yang membutuhkan, dan melakukan perbuatan kasih yang nyata untuk meringankan beban orang lain.

Menjadi murah hati di zaman seperti sekarang ini merupakan suatu hal yang tidak gampang. Kehidupan yang cenderung egosentris, hedonis, dan konsumtif membuat hidup banyak orang tidak lagi memikirkan hidup sesamanya.
Satu kali sambil duduk makan di warung, saya memperhatikan banyak sekali orang yang membeli di situ. Menariknya, ada orang dengan pakaian yang lusuh dan kotor, mendekat dan minta segelas air putih serta memohon apakah bisa mendapatkan makanan sisa dari warung itu. Si pemilik toko dengan kasarnya mengusir orang tersebut. Timbul keinginan saya menolong orang tersebut yang segera meninggalkan warung itu, tapi langkah saya kalah cepat dengan seorang ibu sederhana yang dengan sigap memberikan nasi bungkus yang baru dibelinya kepada orang yang meminta-minta tersebut. Ah.. orang yang berpunya, seringkali jauh lebih pelit daripada orang yang sederhana.

Mungkinkah Bapa Sorgawi yang murah hati, punya anak pelit nan kikir? Mengacu pada pandangan Paulus, tidak mungkin pengikut Kristus pelit. Bahkan ia menegaskan, orang kikir alias pelit tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Allah. Jadi pelit pasti masuk neraka, karena sorga adalah tempatnya Allah yang murah hati dan semua orang yang murah hati pasti karena-Nya.

Saudaraku, saya berharap pada hari ini atau minggu ini, Anda bisa mencari objek yang nyata untuk mempraktikkan kemurahan hati dari sorgawi. Pikirkan seseorang yang sedang membutuhkan, doakan, dan bermurah hati kepadanya demi Kritus. Tuhan Yesus pasti akan senang karena perbuatan Anda.

Salam murah hati.

Refleksi Diri:

  • Apakah Anda sudah menunjukkan dan mengimitasi sifat Bapa di Sorga, yaitu murah hati?
  • Siapa dan apa yang Anda akan lakukan untuk mempraktikkan kemurahan hati sorgawi?