Pelukan Bapa
Lukas 15:11-24
Maka berangkatlah ia pulang kepada ayahnya. Masih jauh dari rumah, ia sudah dilihat oleh ayahnya. Dengan sangat terharu ayahnya lari menemuinya, lalu memeluk dan menciumnya.
- Lukas 15:20 BIS
Salah satu momen indah dalam hidup saya adalah ketika kedua anak saya berkata kepada saya, “Pah, peluk!” Saya lalu memeluk mereka dan mereka hanya membaringkan kepalanya di dada saya dengan nyaman. Entah apa yang ada di pikiran mereka saat meminta dipeluk, tetapi sepertinya suatu ketenangan dan kenyamanan bagi mereka. Dipeluk orang yang mengasihi kita begitu indahnya, tetapi pernahkah Anda berpikir bagaimana memeluk dengan penuh kasih seseorang yang sudah menyakiti kita?
Kalau melihat judul perikop bacaan, penekanannya adalah anak yang hilang itu kembali. Namun, menilik perumpamaannya kita bisa melihat bahwa sebetulnya yang menjadi pusat adalah kasih bapanya. Dari sisi kelayakan, sebenarnya anak ini tidak layak diterima kembali. Ia anak yang kurang ajar, hidup semaunya, tidak peduli akan keluarganya. Sampai anak itu habis-habisan hidupnya, melarat, dan sengsara, di sana ia baru ingin kembali ke rumah bapanya. Jika anak itu tidak sampai di titik nadir tersebut, ia tidak akan kembali. Salah satu niatan ia kembali adalah tidak mau mati kelaparan dan ingin dilayakkan (Luk.15:17-19). Ia mengakui kesalahannya, dan ingin kembali hidup di samping bapanya meski sebagai budak. Tindakan paling mengejutkan tampak dari sikap sang bapa yang sudah disakiti, ditinggalkan, dan dianggap mati saat dimintai harta warisan oleh anaknya. Namun, saat anak yang bungsu ini pulang, tindakan pertamanya bukan menginterogasi atau memarahinya, tetapi memeluk dan menciumnya. Kasihnya tidak menuntut anak itu untuk melakukan sesuatu terlebih dulu kepadanya. Kasihnya tidak pudar meskipun anaknya pernah jahat kepadanya.
Pelukan Bapa di Surga adalah pelukan penuh pengorbanan, bahkan pengorbanan terbesar melalui Yesus Kristus. Allah-lah yang berlari dan memeluk kita, Dia tahu kita terlalu lemah dan tidak berdaya. Pelukan Tuhan adalah pelukan terindah dan paling mengharukan sepanjang zaman karena kita dipeluk Bapa dalam keadaan yang paling tidak layak, kotor, menjijikan. Pelukan Bapa menandakan kita selamanya adalah anak-Nya, betapa Dia mengasihi kita dan tidak pernah membuang kita. Jika Anda merasa jauh dari Tuhan saat ini, kembalilah, Bapa akan selalu memeluk Anda.
Refleksi Diri:
- Apa hal yang paling berkesan dari tindakan sang bapa dalam perumpamaan ini? Mengapa?
- Apa respona yang mau Anda lakukan sebagai orang yang sudah “dipeluk Bapa” dalam menjalani hidup?