Bagikan artikel ini :

Pembaruan Yang Berkenan Kepada Allah

Roma 12:1-2

Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
- Roma 12:2

Alkitab mengajarkan agar orang yang sudah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, diperintahkan untuk berubah dalam pembaruan budi. Pembaruan budi meliputi: pertama, perubahan cara berpikir yang tadinya duniawi sekarang disesuaikan dengan kehendak Allah. Kedua, perubahan cara hidup yang tadinya hanya untuk memuaskan keinginan sendiri sekarang harus disesuaikan dengan firman Tuhan. Dua sisi inilah yang akan mengikuti kehidupan orang Kristen yang sungguh lahir baru. Kunci pembaruan yang disampaikan Paulus di sini adalah apakah itu kehendak Tuhan yang sesuai Alkitab dan apakah itu berkenan kepada Allah.

Hari ini dalam sejarah, 31 Oktober 1517, Martin Luther melakukan reformasi gereja. Pada saat itu gereja tidak sesuai dengan kehendak Allah dan tidak menyenangkan Allah karena menjadi semakin duniawi. Kesalahan yang dilakukan gereja begitu terlihat dan memalukan. Kesesatan terjadi dengan adanya komersialisasi surat penghapusan dosa (indulgensia). Kendati pun begitu besar dosa seseorang dan dilakukan berulang kali, tetapi selama ia membeli surat pengampunan dosa yang dikeluarkan oleh gereja maka dosa orang tersebut bisa dihapuskan. Semua orang berdosa membutuhkan pengampunan dan berkat Tuhan, gereja pada saat itu jatuh dalam kesesatan dengan menarik keuntungan dari kebutuhan manusia tersebut. Seharusnya gereja melakukan hal-hal yang sesuai Alkitab tetapi ini justru condong pada hal-hal duniawi.

Cara-cara pemimpin gereja untuk mendapat keuntungan pribadi pada zaman reformasi sekarang mungkin nampak lewat praktik mengiming-imingi jemaat supaya diberkati secara materi dengan memberikan persepuluhan dan persembahan sulung, padahal ujungnya hanya untuk gembala dan keluarganya. Juga praktik membangun gedung dan fasilitas mewah agar orang berduyun-duyun datang se- hingga secara kuantitas kekristenan stagnan karena tidak melakukan penginjilan. Apakah itu bukan cara duniawi?

Mari menjadi Kristen cerdas, yang sesuai kehendak Allah dan menyenangkan Dia. Biarlah akal budi dan perilaku kita dipenuhi prinsip Alkitabiah sebagai bukti kita pengikut Kristus agar menjadi kesaksian yang baik di tengah dunia yang bengkok.

Salam semangat Reformasi.

Refleksi Diri:

  • Apakah pembaruan cara berpikir dan cara hidup Anda selama ini sudah sesuai kehendak Tuhan dan berkenan di hadapan Allah?
  • Apa semangat Reformasi yang saat ini bisa Anda terapkan dalam kehidupan bergereja Anda?