Bagikan artikel ini :

Pemegang Kunci Masa Depan

Wahyu 5:1-6

Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: “Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya.”
- Wahyu 5:5

Sebuah kutipan dari Fulton Ousler berbunyi: Banyak kita tersalib di antara dua pencuri – menyesali masa lalu dan takut masa depan. Masa lalu disesali karena tak dapat diubah. Masa depan ditakuti karena tak diketahui. Bagi orang Kristen, apakah harus demikian? Tidak! Kita tidak perlu menyesali masa lalu dan tidak harus takut masa depan. Mengapa? Karena Yesus Kristus Pengampun masa lalu dan Pemegang kunci masa depan. Kebenaran ini terungkap jelas dalam Wahyu 5.

Wahyu pasal 5 masih membahas penglihatan Rasul Yohanes tentang kejadian di surga. Yohanes melihat di tangan Allah ada gulungan kitab yang disegel dengan tujuh meterai (ay. 1). Gulungan kitab ini adalah dekrit Allah yang kekal yang di dalamnya tertulis semua masa depan manusia. Siapa yang dapat membuka gulungan dan ketujuh meterainya, dialah yang mengontrol masa depan manusia. Namun, ternyata tidak ada seorang pun di dunia ciptaan yang dapat membukanya (ay. 2-3). Ini membuat Yohanes menangis sedih. Seorang tua-tua menenangkannya dan berkata, “Singa dari suku Yehuda,” “tunas Daud,” yang “telah menang,” mampu untuk membuka ketujuh meterai tersebut. Yohanes berharap akan melihat “Singa dari Yehuda”, tetapi justru yang terlihat di tengah-tengah takhta Allah adalah “Anak Domba seperti telah disembelih” (ay. 6). Singa dari Yehuda adalah Anak Domba yang tersembelih. Dialah Yesus Kristus Tuhan kita.

Yesus Kristus adalah Anak Domba yang telah disembelih. Bekas luka-luka paku itu masih terlihat pada diri-Nya di dalam surga. Ini adalah jaminan bahwa dosa-dosa kita telah dipikul-Nya. Karena itu, kita tidak perlu menyesali masa lalu yang penuh dosa karena semua telah diampuni-Nya. Kita juga tidak perlu takut masa depan karena masa depan ada di tangan Singa dari Yehuda yang “bertanduk tujuh” artinya, Dia memiliki otoritas penuh. Dia juga bermata tujuh artinya, Dia Mahatahu (ay. 6). Kita tidak dapat mengontrol masa depan, tetapi Yesus berkuasa mengontrol dan mengetahui masa depan. Jangan takut masa depan, percayakanlah kepada Yesus Kristus.

Refleksi Diri:

  • Apakah ada masa lalu yang Anda sesali dan masa depan yang Anda takuti?
  • Apakah Anda sudah menyerahkan masa lalu dan masa depan Anda kepada Tuhan yang memberikan jaminan pengampunan dan pemeliharaan?