Bagikan artikel ini :

Pemimpin dan penjilat

Amsal 29:1-14

Kalau pemerintah (pemimpin) memperhatikan kebohongan, semua pegawainya menjadi fasik.
- Amsal 29:12

Pemerintah/pemimpin yang dimaksud Amsal adalah mereka yang haus akan pujian sehingga tidak bisa membedakan mana pegawai/bawahan yang benar dan baik, dengan yang munafik, yang suka menjilat demi mendapat kedudukan, fasilitas atau segala kemudahan lainnya. Karena banyak pimpinan haus akan penghormatan maka muncul banyak penjilat. Pemimpin demikian tidak dapat menunjukkan keteladanan. Karena ia sendiri orang munafik, yang bermuka dua.
Perkataannya tidak bisa dipegang karena yang paling menonjol adalah ambisinya sendiri.

Sering kali, orang yang pandai mengambil hati selalu menang, sementara orang yang berusaha menjadi diri sendiri malah tidak disukai. Mungkin itu sebabnya, orang-orang cenderung memilih menjadi penjilat, ketimbang orang jujur. Namun ingat, penjilat sama sekali tidak bertahan di hadapan Tuhan. Amsal 29:5 mencatat, “Orang yang menjilat sesamanya membentangkan jerat di depan kakinya.”

Mpu Tantular dalam karyanya Kitab Sutasoma, menuliskan, “Pancaran pengetahuan suci dan kebijaksanaan itu sendirilah yang menjadi tanda apakah seseorang itu tercerahkan atau tidak (tanpa memandang dia raja, pemimpin atau pandita dalam wujud lahirnya).” Banyak orang berpenampilan pandita “menjual” ayat dengan harga yang murah, mendidik orang untuk tujuan kesesatan dan kebencian.

Rusaknya rakyat dan pengikut karena para pemimpinnya dan rusaknya para pemimpin karena para cendekianya. Mpu Tantular berkata saat seseorang sedang memimpin, lalu terjadi kekacauan, perselisihan tajam, serta segala macam bentuk pengkhianatan, semua muncul karena pemimpin “tertipu” oleh para cendekianya yang suka menjilat! Pemimpin gegabah hanya mendengarkan orang-orang di dekatnya, para cendekia yang berselimut ambisi tidak kudus.

Saudaraku, mari doakanlah pemimpin atau Anda sebagai pemimpin, agar diberi hikmat sorgawi sehingga bisa membedakan mana orang baik yang bisa membantu tapi nampak kurang menyenangkannya, dan mana orang pintar yang menyenangkannya tapi penjilat yang ujung-ujungnya menjadi penghancur segalanya. Secara khusus kepada para pemimpin Kristen, biarlah mereka memiliki keteladanan yang membawa orang semakin sungguh kepada Kristus.
Lahh.. kalau kita semua bukan pimpinan gimana dong, Pak? Jika ingin pemimpinmu tidak memperhatikan kebohongan, jangan jadi penjilat!

Salam bukan penjilat.

Refleksi Diri:

  • Sebagai pemimpin, apakah Anda sudah memimpin dengan ambisi yang kudus demi kemuliaan nama Tuhan?
  • Sebagai bawahan, apakah Anda sudah berlaku jujur dan tidak mencari muka untuk kepentingan pribadi?