Bagikan artikel ini :

Pengharapan pasti

1 Raja-raja 17:7-24

Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa.
- Mazmur 16:11

Apa yang membuat seseorang tetap memiliki semangat hidup? Pernahkah Anda membayangkan hidup tanpa pengharapan? Seandainya kita tidak memiliki sesuatu yang diharapkan sesudah kehidupan ini, apa dampaknya? Apa kira-kira yang akan terjadi dengan kita? Sulit sekali rasanya bagi kita yang ada di dalam Tuhan, membayangkan hidup ini tidak ada pengharapan. Orang yang tidak punya pengharapan sebenarnya memiliki kekosongan yang sangat vital dalam hidupnya. Seseorang bisa memiliki kebahagiaan kalau ia punya pengharapan yang pasti.

Daud menuliskan di ayat 10 bahwa Tuhan tidak menyerahkan dirinya ke dunia orang mati, tidak membiarkan orang Kudus-Nya melihat kebinasaan. Ada sebuah pengharapan yang dilihat Daud melebihi hari ini, pengharapan yang melampaui hidup yang sekarang. Daud mengerti kehidupan ini akan berakhir tetapi nanti akan ada pengharapan yang jauh lebih membahagiakan. Ia mengatakan melalui ayat emas hari ini, “Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan, di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa.” Inilah yang menjadi suatu kesukaan yang sangat besar. Ada perbedaan besar antara orang yang memiliki pengharapan dan tidak. Saya pernah melayani seorang yang menderita sakit keras dan dokter sudah angkat tangan. Untungnya, orang ini tetap penuh kedamaian karena ia sungguh percaya bahwa di dalam Tuhan, ada pengharapan yang melampaui hari ini. Ini sebuah pengharapan yang tidak pernah berakhir sampai kita menutup mata.

Kehidupan kita tidak sebatas di dunia saja. Semua yang kita miliki hari ini, harta, rumah, mobil, kemampuan, kedudukan dan sebagainya, semuanya hanya bisa dinikmati selama kita masih bernapas. Bukan berarti kita tidak boleh memiliki semua itu, tetapi pengharapan kita bukanlah pada hal-hal tersebut. Rasul Paulus berkata di dalam 2 Korintus 5:1-5 bahwa kita hidup di dunia ini seperti menempati tempat kediaman sementara, yang akan dibongkar kelak dan kemudian menempati tempat kediaman sorgawi, bersama Allah menikmati segala sukacita. Sebagai orang percaya, hidup yang kita jalani, maknanya melebihi hari ini. Berbahagialah kita yang memiliki pengharapan pasti di dalam Tuhan Yesus.

Refleksi Diri:

  • Apakah Yesus jadi satu-satunya sumber pengharapan Anda?
  • Mengapa Yesus layak untuk jadi sumber pengharapan satu-satunya?