Bagikan artikel ini :

Pengorbanan Radikal, Pertobatan Radikal

Zakharia 12:10-13:6

Tetapi dengan jalan demikian Allah telah menggenapi apa yang telah difirmankan-Nya dahulu dengan perantaraan nabi-nabi-Nya, yaitu bahwa Mesias yang diutus-Nya harus menderita.
- Kisah Para Rasul 3:18

Sampailah kita kepada bagian yang sangat populer, yakni nubuatan bahwa Tuhan Yesus yang mati tergantung di kayu salib akan ditikam (Yoh. 19:37). Sayang sekali ada beberapa terjemahan yang kurang tepat pada bagian ini. Kata “dia” dalam “mereka akan memandang kepada dia yang telah mereka tikam” (12:10b) seharusnya adalah “Aku”. Ingat bahwa yang berbicara adalah Tuhan sendiri. Jadi, Tuhan sedang mengatakan bahwa Dia-lah yang sebenarnya akan ditikam. Barulah kata “dia” digunakan sebagai objek dari “meratapi” dan “menangisi”.

Apa artinya? Di sinilah identitas yang paling penting tentang Mesias disampaikan. Mesias yang ditikam adalah Pribadi yang sama dengan yang memberikan nubuatan ini, yakni Tuhan sendiri! Di sisi lain, penggunaan kata “dia” sebagai objek untuk “meratapi” dan “menangisi” menunjukkan adanya pluralitas pribadi dalam diri Allah.

Dari Tuhan yang ditikam itulah akan terpancar sumber air (13:1) dimana umat dapat membasuh diri dari dosa-dosa mereka. Inilah yang membuat mereka bertobat secara radikal, sampai-sampai orangtua akan menikam anaknya sendiri dan orang-orang akan memukuli sahabat mereka yang menjadi nabi palsu (13:2-6).

Entah bagaimana kagetnya orang-orang Israel saat itu mendengar nubuatan ini. Tuhan, Allah mereka sendiri, yang berkorban untuk mereka! Lebih-lebih lagi, bukan orang lain melainkan mereka sendiri, yakni umat-Nya, yang akan menikam-Nya! Ini adalah pengorbanan Tuhan yang begitu radikal. Tentu saja tindakan mereka menikam Tuhan Yesus adalah dosa, tetapi dari situ jugalah sumber pertobatan mereka. Pengorbanan yang radikal membawa pada pertobatan yang radikal.

Di masa kini, banyak orang bertanya, “Jika Yudas tidak berkhianat, apakah Tuhan Yesus tetap dapat mati dan menyelamatkan kita?” “Jika orang-orang Yahudi tidak berteriak, ‘Salibkan Dia!’, apakah Tuhan Yesus akan mati di kayu salib?” Pertanyaan-pertanyaan ini baik dan akan menjadi diskusi teologis yang membangun. Namun, di atas pertanyaan-pertanyaan ini, pertanyaan yang terpenting adalah “Ketika memandang kepada Dia yang telah kita tikam, apakah kita bertobat dari dosa-dosa kita?” Jika iya, apakah kita menunjukkan buah pertobatan tersebut?

Refleksi Diri:

  • Apakah ada dosa, kebiasaan buruk, atau kecanduan hal-hal negatif yang telah berhasil Anda buang secara total setelah momen pertobatan Anda?
  • Apa kiat-kiat yang dapat Anda upayakan untuk mengikis dosa-dosa tersebut?