Bagikan artikel ini :

Penjara Diri

Keluaran 3:11-14, 4:10

Lalu kata Musa kepada Tuhan: “Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulu pun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hamba-Mu pun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah.”
- Keluaran 4:10

Dua frasa yang sering diucapkan orang untuk menilai kemampuan dirinya, yaitu “tidak bisa” dan “tidak mampu”. Manusia terkadang menilai dirinya sendiri penuh dengan kekurangan dan sifat negatif, seolah-olah sedang memenjarakan dirinya di dalam suatu pemikiran yang membatasi kapasitas diri. Patut disayangkan manusia seringkali tidak sadar menjalani kehidupan yang mengotakkan dirinya dengan pemikiran yang sempit, padahal Tuhan menciptakan setiap manusia dengan kemampuan yang luar biasa.

Keluaran 3 dan 4 menceritakan percakapan negosiasi antara Musa kepada Tuhan. Musa secara sadar atau tidak sadar sedang memenjarakan dirinya ke dalam suatu pemikiran yang sempit dengan mengatakan bahwa ia tidak bisa dan tidak mampu. Musa terlalu melihat kekurangan dirinya sehingga melupakan siapa Tuhan yang ada di dalam dirinya. Ia lupa bahwa yang memanggil dirinya adalah Tuhan yang Mahakuasa. Tuhan bisa melakukan apa saja melalui diri Musa yang penuh dengan keterbatasan. Keadaan Musa pada waktu itu sepertinya sudah nyaman dan aman sehingga membuatnya melihat panggilan Tuhan seperti sebuah ajakan keluar dari zona nyamannya. Ia meragukan dan bahkan tidak memercayai Tuhan yang memanggilnya. Padahal ketika Tuhan memanggil, Dia mau Musa taat dan tidak mendebat-Nya. Tuhan telah memanggil Musa maka Dia akan mempertanggungjawabkan panggilan-Nya dan ketika Musa menjalankan panggilan Tuhan dengan setia, pasti akan ada penyertaan dan pemeliharaan dari Tuhan untuk kehidupan Musa.

Apakah Anda selama ini masih suka memenjarakan diri dengan berkata, “Aku tidak ahli melakukannya” atau “ahh, biar ia saja yang melayani. Ia lebih mampu”? Saudaraku, jika kita hanya melihat ke dalam diri sendiri maka kita melihat betapa lemah dan terbatasnya manusia. Jangan berhenti sampai di situ dengan hanya memandang diri. Pandanglah Allah dan ingatlah siapa Tuhan Yesus dalam hidup Anda yang memanggil Anda melakukan rencana-Nya. Yesus telah memanggil, Dia yang bertanggung jawab atas hidup Anda. Tuhan Yesus pasti akan menyertai dan memampukan Anda menjalani panggilan-Nya.

Refleksi Diri:

  • Apa hal yang membuat Anda sulit menerima panggilan Tuhan? Apakah Anda terjebak memenjarakan diri?
  • Bagaimana perenungan hari ini menguatkan Anda dalam menjalani panggilan Tuhan?