Bagikan artikel ini :

Penyakit Dan Hukuman (2)

Mazmur 38

Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!
- Mazmur 139:23-24

Tidak semua penyakit diakibatkan dosa. Benar! Akan tetapi, tidak berarti dosa dan penyakit sama sekali tidak berkaitan. Kenyataannya, ada penyakit yang disebabkan oleh dosa. Harus diakui penentuan apakah penyakit itu karena dosa atau tidak bersifat subjektif, yaitu oleh si penderita itu sendiri, bukan oleh orang lain. Kesadaran ini muncul dari refleksi dan kepekaan diri, bukan karena dihakimi oleh orang lain. Dalam Mazmur 38, pemazmur menyadari bahwa dosalah yang membuatnya menderita. Oleh karena itu, pengakuan dosa yang dilakukannya adalah tindakan yang tepat. Ia rendah hati dan membuka diri di hadapan Tuhan. Ia tidak membela diri atau merasa diri benar.

Saat menderita sakit adalah waktu yang tepat untuk berdiam diri dan memeriksa diri seperti menginjak rem ketika kehidupan kita sedang melaju kencang. Bagaimana kehidupan saya selama ini di hadapan Allah? Apakah yang saya perbuat atau jalani sudah benar? “Penderitaan bisa menjadi pengeras suara (megafon) Allah bagi dunia yang tuli,” kata C.S. Lewis. Maksudnya, seringkali kita begitu asyik dengan jalan kehidupan yang kita pikir normal, wajar, dan benar, serta tidak mendengar suara Allah yang berbicara kepada kita. Dalam keasyikan tersebut, suara Allah seperti berbisik-bisik dan tenggelam oleh suara kebisingan keseharian kita. Tiba-tiba datanglah penyakit. Itu seperti megafon yang bersuara keras menyadarkan kita bahwa Allah sedang berbicara. Pasti ada pesan dari Allah kepada kita melalui sakit-penyakit tersebut. Kadangkala Allah mengoreksi kita agar kembali ke tujuan yang benar karena selama ini kita sudah melenceng. Adakalanya juga Dia mengarahkan kita ke tujuan baru. Selama ini jalan hidup kita sudah benar, tetapi Tuhan menghendaki kita mengambil jalan baru yang lebih baik dalam pandangan-Nya.

Jika hari ini Anda sedang menderita sakit, jangan tenggelam dalam susah ataupun sedih hati. Jumpailah Allah di dalam penderitaan Anda. Ambil waktu sejenak untuk menyendiri, undur sejenak dari kegiatan keseharian. Selami isi hati-Nya, temukan kehendak-Nya.

Refleksi Diri:

  • Apa yang Anda lakukan ketika sedang menderita? Apakah Anda mengambil waktu untuk refleksi atau bercermin diri?
  • Apa manfaat yang Anda rasakan dari refleksi atau bercermin diri?