Bagikan artikel ini :

Pria Sebagai Pemimpin Keluarga

Efesus 5:22-33

Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.
- Efesus 5:22-23

John Maxwell pernah mengatakan, “Kepemimpinan adalah pengaruh, tidak lebih dan tidak kurang.” Kepemimpinan akan menghasilkan pengaruh dalam hal positif atau pun negatif. Pada prinsipnya setiap orang adalah pemimpin, baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Demikian juga di dalam keluarga, dibutuhkan seorang pemimpin agar membawa pengaruh positif buat seisi keluarganya.

Firman Tuhan hari ini menegaskan bahwa pria, suami atau ayah adalah pemimpin dalam keluarga. Istilah “kepala” pada ayat di atas, berbicara mengenai otoritas atau wewenang yang Tuhan percayakan kepada suami untuk memimpin keluarga. Karenanya, pria harus menggunakan otoritasnya dengan bijaksana dan bertanggung jawab kepada Tuhan.

Apa saja tangggung jawab pria sebagai pemimpin keluarga? Pertama, suami wajib mengasihi istri tanpa syarat, seperti Kristus mengasihi jemaat-Nya dengan berkorban dan mati di kayu salib (ay. 25). Suami mengasihi istri dengan cara melayani dan berkorban baginya. Suami hendaklah selalu menyediakan hati dan waktu membangun relasi dan intimasi dengan istrinya. Ia juga setia kepada istri dengan cara selalu mengingat janji pernikahan, menjaga kemurnian hati, dan takut akan Tuhan.

Kedua, suami sebagai ayah wajib membawa anak-anaknya percaya kepada Tuhan Yesus dan mendidik mereka hidup takut akan Dia. Ayah tidak boleh melukai hati anak-anak, baik dengan perkataan maupun tindakan kekerasan. Sebaliknya sayangi dan bawalah mereka percaya Tuhan serta didiklah mereka dalam hal moral, karakter, etika, dan ajaran Tuhan (Ef. 6:4). Jadilah teladan buat anak-anak sebab mereka membutuhkan figur seorang ayah yang baik dan bertanggung jawab.

Ketiga, suami bertanggung jawab memenuhi kebutuhan keluarga. Kebutuhan yang harus dipenuhi dalam hal ini bukan hanya pangan, sandang atau papan saja, tetapi juga kebutuhan akan pendidikan, keamanan, dan yang paling penting kasih sayang dalam keluarga. Seperti Kristus mengasuh dan merawat jemaat, demikian pula suami merawat keluarganya dengan memenuhi kebutuhan mereka (ay. 29).

Yuk para suami, jadilah seorang ayah yang menjadi teladan bagi keluarga sama seperti teladan kasih Bapa di Sorga kepada kita semua.

Refleksi diri:

  • Sebagai seorang suami/ayah apakah Anda melakukan kewajiban Anda sebagai pemimpin keluarga? Apa buktinya?
  • Dari tiga tanggung jawab pemimpin keluarga di atas, manakah yang masih perlu ditingkatkan lagi dalam diri Anda?