Bagikan artikel ini :

Racun dalam Keluarga

Kejadian 37:1-11

Setelah dilihat oleh saudara-saudaranya, bahwa ayahnya lebih mengasihi Yusuf dari semua saudaranya, maka bencilah mereka itu kepadanya dan tidak mau menyapanya dengan ramah. Kejadian 37:4

Racun adalah zat - dalam bentuk gas maupun cair - yang masuk ke dalam tubuh yang dapat mengakibatkan sakit atau kematian. Racun paling ganas adalah arsenik, yang juga disebut sebagai “raja segala racun”, dapat membunuh dengan cepat dan sulit dideteksi. Napoleon Bonaparte termasuk salah satu orang yang dibunuh dengan racun jenis ini.

Di dalam keluarga, sebenarnya ada racun yang dapat “mematikan” kita. Racun itu adalah kebencian yang dalam terhadap sesama anggota keluarga.
Karena kebencian, orang bisa melakukan perbuatan yang kejam, menyebarkan fitnah, bahkan sampai membunuh. Anak dapat membunuh ayahnya, istri membunuh suaminya, atau ayah membunuh anaknya karena benci. Sama seperti sifat arsenik, racun kebencian bisa “membunuh” keluarga dengan cepat dan sulit dideteksi sejak dini.

Alkitab mencatat kisah Kain dan Habel, yang merupakan kisah pembunuhan pertama di dalam keluarga. Penyebabnya adalah kebencian. Kisah keluarga Yakub pun sama. Karena kebencian, kakak-kakak Yusuf dengan tega merencanakan pembunuhan Yusuf (Kej. 37:18). Mereka membenci Yusuf karena Yakub, sang ayah, pilih kasih. Ayat 3 mengatakan bahwa, “Israel (Yakub) lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain, ...” Sikap Yakub ini di satu sisi dapat dipahami karena Yusuf lahir dari istri yang sangat ia cintai. Namun, perbuatan Yakub ini justru menyebarkan racun dalam keluarganya sehingga menimbulkan iri hari dan menyebabkan keluarganya bermasalah. Apalagi Yakub membuatkan jubah yang maha indah untuk Yusuf. Saudara mana yang tidak cemburu dan iri hati melihat saudaranya lebih dikasihi dan diutamakan dari yang lain?

Kita pun bisa belajar untuk tidak menyebarkan racun yang mematikan dalam keluarga kita. Racun-racun itu di antaranya perbuatan pilih kasih atau membanding-bandingkan, perkataan kasar atau menghina, pukulan fisik yang kasar dan tidak ada belas kasihan, dan masih banyak lagi. Sebagai seorang ayah, seharusnya kita terus menyebarkan obat penawar kepada keluarga kita dengan kasih yang penuh disiplin, serta perkataan yang membangun, dan mendidik semua anggota keluarga dalam kebenaran.

KELUARGA YANG KUAT DIBANGUN DI DALAM KEBENARAN FIRMAN, DIKUATKAN DENGAN KASIH, DAN DIIKAT OLEH PERSAUDARAAN.