Bagikan artikel ini :

Refleksi salib (3)

1 Petrus 1:17-21

Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,
- 1 Petrus 1:18

Ada peribahasa berbunyi: hutang emas dapat dibayar, hutang budi dibawa mati. Peribahasa ini menunjukkan bahwa kebaikan seseorang hendaklah diingat selalu karena budi baik seseorang tak dapat dinilai dengan uang. Dan sesungguhnya, satu-satunya budi yang tidak bisa kita gantikan di dunia ini adalah hutang nyawa kita kepada Tuhan Yesus.

Dalam kesakitan dan penderitaan akibat siksaaan, dikhianati dan ditinggalkan murid-murid-Nya, Yesus di atas kayu salib berseru, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Ia berseru untuk orang-orang yang dengan penuh kebencian menyiksa-Nya. Inilah bukti kasih-Nya kepada manusia, kasih teramat besar kepada orang-orang yang berbuat jahat kepada-Nya.
Dia telah membuktikan diri-Nya penuh kasih. Pengampunan telah diberikan bahkan sebelum orang-orang itu menyadari kesalahannya.

Kasih-Nya yang teramat besar bagi umat manusia, dibuktikan oleh pengorbanan-Nya di kayu salib. Mengapa Salib begitu berharga dan merupakan anugerah terbesar bagi umat manusia? Pertama, karena tidak ada pribadi yang sanggup menebus dosa manusia selain Tuhan Yesus sendiri. Maka harganya tidak akan bisa digantikan dengan apa pun juga. Kedua, karena kita diberikan keselamatan bukan karena kelayakan tetapi hanya karena kasih-Nya. Tidak ada seorang pun yang sebetulnya pantas untuk diselamatkan.

Agar dapat menyadari dan memahami bahwa kita adalah manusia berdosa dan memerlukan Tuhan Yesus saja, itu pun adalah suatu anugerah. Begitu banyak orang pintar dan hebat di dunia ini yang menolak Yesus. Begitu banyak orang-orang yang mengaku memahami agama tetapi merasa tidak memerlukan Yesus. Kalau kita menyadari betapa tidak pantasnya kita diselamatkan, hati kita akan melihat keselamatan yang Yesus berikan itu sebagai sesuatu yang sangat berharga, tak ternilai. Kasih-Nya menjangkau orang yang tidak layak untuk diselamatkan, termasuk kita.

Berdoa dan mengucap syukurlah atas anugerah-Nya yang diberikan kepada kita yang tidak layak tetapi tetap dikasihi-Nya. Dan marilah kita membalas kasih Yesus dengan satu tekad penuh untuk mengasihi-Nya dengan sungguh, dengan cara menuruti setiap kehendak-Nya atas hidup kita

Refleksi Diri:

  • Mengapa kita dikatakan diselamatkan hanya oleh karena anugerah?
  • Langkah konkrit apa yang ingin Anda lakukan, sebagai wujud rasa syukur dan terima kasih Anda atas anugerah Tuhan Yesus tersebut?