Bagikan artikel ini :

Rendah Hati Mendahului Kebajikan

Matius 18:1-5

Barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Matius 18:4

Perkataan Tuhan Yesus ini mengungkapkan bahwa rendah hati adalah sikap mau menerima segala pengajaran dari Yesus, memercayai ajaran-Nya, serta melakukannya. Kerendahan hati ini begitu penting bagi Allah, sehingga menempati urutan pertama dari Delapan Sabda Bahagia, “Berbahagialah segala orang yang rendah hatinya, karena mereka itu yang empunya kerajaan surga.” (Mat. 5:3 TL).

Dalam spiritualitas, kesempurnaan seorang Kristen bisa dicapai saat ia memiliki kekudusan. Untuk bisa menjadi kudus, kita pertama-tama harus menjadi orang yang rendah hati. Kerendahan hati adalah dasar dari semua kebajikan yang lain, sebab tanpa kerendahan hati, kita tidak dapat sungguh-sungguh memiliki kebajikan-kebajikan yang lain. Kerendahan hati juga disebut sebagai “ibu” dari semua kebajikan, sebab ia melahirkan ketaatan, takut akan Tuhan, dan penghormatan kepada-Nya. Selain itu, karakter kesabaran, kesederhanaan, kelemahlembutan, dan kedamaian, diawali dengan sikap rendah hati.

Menurut Ignatius dari Loyola (1491-1556) terdapat tiga tingkatan kerendahan hati, yaitu:
(1) Necessary humility, yaitu penyerahan diri kepada hukum Tuhan untuk menghindari dosa berat.
(2) Perfect humility, yaitu ketidakterikatan pada kekayaan atau pun kemiskinan, kesehatan atau pun kesakitan. Yang terpenting adalah kedekatan kepada Tuhan Yesus dan menjadi berkat bagi sesama.
(3) Most perfect humility, yaitu sikap meniru Kristus, termasuk menerima dengan rela penderitaan dan penghinaan (salib), di dalam persatuan dengan Kristus, demi kasih kita kepada-Nya.

Yesus pun sudah memberikan teladan yang sempurna mengenai sikap rendah hati. Kerendahan hati Yesus tercermin dari dua hal utama yang dilakukan-Nya selama di dunia. Pertama, saat Dia, sebagai Tuhan penguasa alam semesta, dengan rendah hari menjelma menjadi manusia (Flp. 2:5-8).
Kedua, saat Dia merendahkan diri-Nya dengan rela mati di kayu salib demi menebus umat manusia.

Saudaraku, sampai di manakah tingkat kerendahhatian Anda? Yesus sendiri telah memberikan teladan yang sempurna kepada kita semua, hendaklah kita mau mendekat kepada-Nya. Jika Anda tidak dekat Tuhan, pasti jauh dari rendah hati. Jika tidak rendah hati , tidak bisa melahirkan kebajikan.
Jika demikian untuk apa Anda hidup? Salam rendah hati.

KEBAJIKAN ADALAH SIKAP YANG TERSISA SETELAH ANDA DENGAN RENDAH HATI MENGESAMPINGKAN KEPENTINGAN PRIBADI.