Respons Yang Wajar
Nehemia 12:27-43
Pada hari itu mereka mempersembahkan korban yang besar. Mereka bersukaria karena Allah memberi mereka kesukaan yang besar. Juga segala perempuan dan anak-anak bersukaria, sehingga kesukaan Yerusalem terdengar sampai jauh.
- Nehemia 12:43
Saya seringkali melihat unggahan di media sosial teman-teman yang suka jalan-jalan, pemandangan alam yang begitu indah. Respons mereka tertuang dalam kalimat yang dituliskan: Wow, indah banget! How great thou art…! Tuhan itu mengagumkan! Mungkin kita juga sering terkagum-kagum melihat karya ciptaan Tuhan. Respons yang wajar jika kita mengagumi Sang Pencipta ketika melihat ciptaan-Nya yang indah. Namun,
pertanyaan selanjutnya, apakah setiap hari kita mempunyai respons yang sama terhadap Tuhan? Bagaimana kita seharusnya meresponi karya Allah dalam hidup?
Penahbisan dilakukan dengan penuh kemeriahan dan kesakralan (ay. 27). Ini menunjukkan sebuah respons yang wajar dari orang-orang Israel di Yerusalem atas karya Allah. Mereka memulai dengan pentahiran para imam dan orang-orang Lewi, umat, sampai pintu-pintu gerbang dan tembok (ay. 30). Nabi Nehemia menyaksikan umat Tuhan mempersiapkan semuanya dengan sungguh-sungguh karena mereka menyadari karya Allah dalam proyek pembangunan pintu gerbang dan tembok Yerusalem. Banyak hal yang bisa membuat pembangunan tersebut gagal, baik tantangan dari dalam maupun dari luar.
Begitu banyak umat Tuhan yang terlibat dalam penahbisan. Kita bisa membayangkan betapa indahnya acara ini dengan iringan pujian dari paduan suara yang besar, lantunan berbagai alat musik yang dimainkan. Mereka juga mempersembahkan korban yang besar. Umat bersukaria karena Allah telah memberi kesukaan besar. Perempuan dan anak-anak bersukaria sehingga kesukaan Yerusalem terdengar sampai jauh. Orang-orang yang datang bukan hanya hadir sebagai penonton, mereka terlibat aktif memuji dan memuliakan Tuhan. Nehemia mengatakan bahwa umat bersukaria karena Allah yang menjadi sumber kesukaan.
Tanpa Tuhan yang berkarya, mereka tidak akan mendapatkan kesukaan besar tersebut.
Seseorang yang menyadari hidupnya hanya karena kasih karunia Tuhan, hidupnya akan dipenuhi ucapan syukur. Kita mendapatkan anugerah keselamatan di dalam Tuhan Yesus sehingga memiliki kesukaan sejati di dalam hidup. Selain itu, kita diingatkan bahwa sebagai bagian dari komunitas orang percaya, janganlah lalai untuk beribadah setiap minggunya. Bukan sebagai rutinitas dan formalitas, tetapi lakukanlah dengan penuh totalitas dan kesukaan bagi Tuhan. Respons yang wajar dari kita adalah menjalani hidup dengan menyembah, memuji, dan memuliakan-Nya.
Refleksi Diri:
- Apa alasan Anda untuk bisa selalu menyembah dan memuji Tuhan setiap hari?
- Bagaimana selama ini Anda melakukan aktivitas ibadah Anda? Apakah dengan totalitas dan dalam kesukaan?