Bagikan artikel ini :

Revolusi Rohani

2 Raja-raja 22:1-23:30

Ia melakukan apa yang benar di mata Tuhan dan hidup sama seperti Daud, bapa leluhurnya, dan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri. 2 Raja-raja 22:2

Presiden Jokowi acap kali mengumandangkan “Revolusi Mental”, sebuah jargon yang diterapkannya sejak menjadi pemimpin bangsa. Revolusi Mental adalah suatu perubahan karakter bangsa kembali pada identitas aslinya, suatu perubahan yang cukup mendasar di dalam setiap bidang kehidupan rakyat Indonesia.

Raja Yosia melakukan hal yang lebih dalam lagi, yaitu “Revolusi Rohani”. Yosia hidup di zaman bobrok. Hati bangsanya jauh dari Tuhan. Mereka melakukan apa yang jahat di mata Tuhan. Semuanya itu adalah warisan dari kakek Yosia, yaitu Manasye, yang benar-benar memberontak kepada Tuhan, sampai dikatakan Tuhan sakit hati melihat kelakuannya. Dan perbuatan itu masih dilanjutkan oleh ayah Yosia, yaitu Amon. Kalau sampai dua generasi hidupnya rusak, ini berarti sudah mendarah daging. Sudah menjadi suatu kebiasaan yang sulit diubah.

Di saat itulah, Yosia dihadirkan Tuhan untuk mengadakan sebuah perubahan. Ia melakukan apa yang Tuhan kehendaki, seperti yang tercatat di dalam Taurat. Yosia melakukan perubahan bukan setengah-setengah, tetapi benar-benar sampai pada akar-akarnya (2Raj. 23:4-24). Perubahan pertama dimulai dari dirinya sendiri, firman Tuhan mencatat Yosia menyesal dan merendahkan diri di hadapan Tuhan (2Raj. 22:19). Dia menyadari dosa dirinya dan bangsanya di hadapan Tuhan, serta menyesalinya.

Selanjutnya, Yosia melakukan perubahan hidup rakyatnya menjadi sesuai dengan firman Tuhan. Semua praktik keagamaan yang bertentangan dengan Tuhan, dibabat habis oleh Yosia. Berdasar petunjuk Taurat, ia tahu apa yang Tuhan suka dan apa yang Tuhan tidak suka. Yosia menuruti perintah-perintah Tuhan itu dengan segenap hati dan segenap jiwa sehingga seluruh rakyat turut mengikutinya. Yosia melakukan perubahan karena ia sungguh terbuka akan firman Tuhan dan taat melakukannya.

Pertobatan itu harus diwujudkan di dalam setiap sisi kehidupan yang kita jalani. Jangan memberikan celah sedikit pun untuk berkompromi dengan dosa. Perubahan itu tidak selalu mengenakkan. Di saat harus membuang hal-hal yang kita senangi tapi Tuhan tidak senangi, pasti memerlukan sebuah komitmen yang tidak setengah-setengah. Ayo semangat mewujudkan Revolusi Rohani! Supaya kita kedapatan setia sampai akhir dan memperoleh mahkota kehidupan yang kekal (Yak. 1:12).

REVOLUSI ROHANI DIAWALI DENGAN PERTOBATAN DARI DOSA, MENJALAR PADA PERUBAHAN CARA HIDUP YANG SESUAI FIRMAN TUHAN.