Bagikan artikel ini :

Rubah-rubah Kecil Kehidupan

Kidung Agung 2:14-17

Tangkaplah bagi kami rubah-rubah itu, rubah-rubah yang kecil, yang merusak kebun-kebun anggur, kebun-kebun anggur kami yang sedang berbunga!
- Kidung Agung 2:15

Baru saja di ayat sebelumnya kita membaca bagaimana antusiasme Gadis Sulam dalam menyambut kedatangan kekasihnya. Kini ia bersembunyi darinya bak merpati di balik celah-celah batu. Tidak hanya si gadis dalam Kidung Agung, wanita (dan mungkin pria juga) kadang akan “bersembunyi” ketika ada hal-hal yang merisaukan dirinya.

Si gadis baru saja akan menghampiri sang raja, tetapi ia menemukan banyak rubah-rubah kecil yang merusak kebun anggur mereka. Apakah rubah-rubah kecil ini? Tidak lain dan tidak bukan adalah masalah-masalah kecil yang, anehnya, cukup kuat untuk merusak kebun mereka.

Masalah pasti akan muncul ketika dua manusia berdosa yang berbeda latar belakang, dengan ego masing-masing, menjalin relasi. Jangankan sepasang manusia yang penuh kelemahan, Tuhan juga menghadapi masalah ketika berelasi dengan Israel. Masalah bisa berupa beragam bentuk. Misal, perbedaan cara mendidik anak, mengatur keuangan, tinggal bersama mertua atau tidak, bahkan hal-hal sepele seperti cara mengeluarkan odol darinya. Meski ada masalah, tapi selalu ingat prinsip penting ini: ketika dua anak Tuhan berkonflik, kemungkinan keduanya 99,99% punya andil kesalahan. Jarang sekali hanya satu pihak yang bersalah. Ketika masalah datang, keduanya harus bersama-sama menyelesaikan, bukan satu pihak saja.

Idealnya, setiap perbedaan yang memicu konflik sudah dibicarakan dan diselesaikan pada masa berpacaran, karena orang yang masih berpacaran, pada umumnya lebih mudah untuk mengalah dan menyenangkan pasangan. Namun ketika sudah menikah, egolah yang menuntunnya, bukan cinta. Pasangan menikah perlu berjuang ekstra untuk mengatasi konflik, bahkan atas hal-hal sepele sekalipun.

Ketika pada akhirnya sang raja dan si gadis bisa menangkap rubah-rubah kecil, si gadis dengan penuh percaya diri berkata, “kekasihku kepunyaanku, dan aku kepunyaan dia.” (ay. 16a). Konflik memang tidak baik, tetapi setiap konflik yang diselesaikan dengan baik, niscaya akan membuat cinta makin dewasa dan relasi makin erat. Justru jika tidak ada konflik, berarti keduanya masih merupakan orang asing.

Refleksi Diri:

  • Apakah Anda pernah membicarakan “rubah-rubah kecil” secara baik-baik dengan pasangan atau memilih memendamnya saja?
  • Jika Anda belum menikah, perbedaan apa yang berpotensi merusak relasi Anda? Bicarakan dengan pasangan. Jika Anda sudah menikah, apa upaya Anda untuk menangkap “rubah-rubah kecil” ini?