Rugi Dua Kali
Pengkhotbah 4:17
Tetapi jawab Samuel: “Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan.
- 1 Samuel 15:22
Sedikit klarifikasi: Mungkin selama ini ketika membaca kitab-kitab hikmat seperti Amsal dan Pengkhotbah, Anda menafsirkan kata “orang bodoh” sebagai orang-orang bukan Israel yang menyembah dewa-dewi palsu, sementara “orang berhikmat” adalah orang-orang Israel.
Jika Anda berpikir demikian maka ayat bacaan hari ini membuktikan penafsiran yang salah! Salomo berbicara mengenai orang bodoh yang pergi ke rumah Allah—dengan kata lain Bait Suci di Yerusalem—bahkan mempersembahkan korban! Apa artinya? Artinya, orang Israel yang rajin beribadah tidak selalu berhikmat. Mereka bisa saja orang-orang bodoh! Mengapa bodoh? Karena tidak mendengar perkataan Tuhan, tidak taat, dan dengan demikian hidup dalam dosa.
Perkataan ini tidak hanya berlaku untuk orang Israel, tetapi juga bagi kita yang menyebut diri Kristen. Tidak semua orang yang rajin ke gereja dan memberikan banyak persembahan, bahkan rajin pelayanan adalah orang-orang yang berhikmat di mata Tuhan! Jika sekadar mendengarkan khotbah setiap minggu tanpa melakukannya, mereka adalah orang-orang bodoh yang bahkan lebih parah daripada orang-orang yang tidak mengenal Tuhan, sebab mereka sudah mendengar dan tahu kebenaran, tetapi tidak taat.
Saul, raja pertama Israel, ditolak karena hal ini. Ya, ia menyembah Allah Israel. Ya, ia bahkan mengumpulkan hewan-hewan ternak musuhnya, orang-orang Amalek, untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Sayangnya, ketika Tuhan memerintahkannya untuk menumpas semua orang Amalek, termasuk ternak-ternak mereka, Saul tidak menaati-Nya. Inilah alasan Tuhan menolak Saul. Tidak ada gunanya segala persembahan dikorbankan untuk Tuhan jika tidak diiringi ketaatan kepada-Nya. Ruginya dua kali lipat: sudah kehilangan apa yang dipersembahkan, Tuhan tidak disukakan dengan persembahan tersebut pula!
Pesan ini sama dengan yang Tuhan Yesus katakan di dalam Matius 7:24-27. Orang yang mendengar—dengan demikian telah mengetahui kebenaran tetapi tidak melakukannya sama bodohnya dengan orang yang membangun rumah berfondasikan pasir.
Ingat! Tuhan tidak bisa disogok. Sebanyak apa pun persembahan, jika kita tidak taat, persembahan tersebut bukannya menjadi berkat, melainkan kekejian di mata Tuhan!
Refleksi Diri:
- Apakah Anda rajin ke gereja dan mengikut kegiatan-kegiatannya, bahkan memberikan persembahan, tetapi di saat yang sama masih hidup dalam dosa?
- Bagaimana cara menyelaraskan kehidupan ritualitas beragama dengan ketaatan Anda terhadap firman Tuhan?