Bagikan artikel ini :

Sahabat sejatikah anda?

Yohanes 15:9-17

Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.
- Yohanes 15:13

Pada suatu siang, serangan peluru mortir menghantam sebuah panti asuhan di perkampungan kecil Vietnam. Seorang gadis kecil berusia delapan tahun terkena ledakan dan membutuhkan donor darah. Tim medis mendapatkan seorang anak bernama Heng yang bersedia mendonorkan darahnya.

Saat transfusi darah dilakukan, Heng tiba-tiba menangis. “Apakah engkau sakit Heng?” tanya dokter. Heng menggelengkan kepalanya. Tidak lama kemudian Heng menangis lebih keras. Untungnya seorang perawat Vietnam datang dan berbicara kepada Heng dalam bahasa Vietnam. Perawat itu lalu menyampaikan kepada dokter Amerika tersebut, “Ia mengira akan mati karena diminta memberikan seluruh darahnya agar si gadis tetap hidup.” “Tapi kenapa ia tetap mau melakukannya?” tanya sang dokter dengan herannya. Perawat itu kembali bertanya kepada Heng lalu menjawab singkat, “Ia sahabat saya.” Heng rela mendonorkan darahnya buat sahabatnya yang dikasihi.

Tuhan Yesus mengakui diri-Nya sebagai sahabat sejati bagi orang-orang percaya. Dia membuktikan perkataan-Nya tidak dengan mendonorkan darah-Nya, tetapi dengan mengorbankan nyawa-Nya bagi kita. Karena semua orang berbuat dosa dan upah dosa adalah maut (Rm. 3:23; 6:23) maka untuk menebus dosa manusia, Yesus rela mati di atas salib menggantikan hukuman dan murka Allah yang seharusnya kita tanggung (2Kor. 5:21; 1Ptr. 2:24). Kedalaman kasih Kristus terlihat melalui besarnya harga yang Dia bayar, yaitu nyawa-Nya sendiri. Yesus adalah sahabat sejati yang rela berkorban dan mati bagi kita, para sahabat-Nya.

Jika Yesus telah menunjukkan kasih-Nya sedemikian rupa, kita pun seharusnya mengasihi Dia dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatan kita (Mat. 22:37). Selayaknya sebagai sahabat, kita pun harus berusaha menjaga perasaan Kristus. Misalnya dengan memberikan waktu rutin bersekutu dengan-Nya, tidak menyakiti perasaan-Nya, bahkan rela berkorban bagi-Nya. Kita juga sepatutnya terus menaati semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya.

Mulai hari ini, jalinlah hubungan baik secara pribadi dengan Yesus. Berdoalah demikian, “Tuhan Yesus, terima kasih telah menjadikan sahabatku. Aku mau mengasihi-Mu dengan segenap hati, jiwa, akal budi, dan seluruh kekuatanku. Tolong berikanku hasrat, kerinduan, dan kesanggupan untuk mengasihi-Mu lebih sungguh lagi. Amin”.

Refleksi Diri:

  • Apakah Anda yakin dan mengakui bahwa Yesus adalah sahabat Anda yang sejati?
  • Langkah konkrit apakah yang Anda lakukan untuk membuktikan kasih Anda kepada Tuhan?