Sahabat Yang Sejati
Amsal 27:6-10
Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu.
- Amsal 17:17a
Sepenggal kalimat mutiara mengatakan bahwa sahabat bukan tentang siapa dia, kapan kenal dia, bagaimana rupa dia. Tapi sahabat adalah dia yang senantiasa memberi kita dukungan saat kita menuju kebaikan dan dia yang selalu melarang kita saat menuju keburukan.
Raja Salomo, penulis Amsal ini mengerti bahwa pertemanan memiliki dua komponen yang membesarkan hati. Pertama, teman sejati memberi nasihat yang berharga, meskipun tidak selalu mudah diterima atau diberikan (ay. 6). “Seorang kawan memukul dengan maksud baik,” jelas penulis Amsal. Sahabat sejati berani menegur dalam kasih demi kebaikan sahabatnya. Kedua, sahabat sejati selalu dapat dihubungi saat kita mengalami krisis. Ia yang berada di dekat kita dan dapat dihubungi memiliki arti penting saat kita menghadapi krisis. “Lebih baik tetangga yang dekat daripada saudara yang jauh” (ay. 10). Adalah lebih baik bagi kita melangkah dalam hidup dengan seorang sahabat. Salomo berkata, “Berdua lebih menguntungkan daripada seorang diri. Kalau mereka bekerja, hasilnya akan lebih baik” (Pkh. 4:9 BIS).
Sesungguhnya, Yesus adalah sahabat sejati yang selalu ada buat kita. Dia menerima kita apa adanya, walau terkadang kita mengkhianati kasih-Nya. Yesus selalu setia dan tidak akan membiarkan kita berjalan sendirian melewati semua kesulitan tanpa perlindungan-Nya. Yesus sendiri yang memanggil kita sebagai sahabat (Yoh. 15:15). Dia bahkan rela menyerahkan nyawa-Nya untuk sahabat-sahabat-Nya, yaitu kita semua yang berdosa (Yoh. 15:13).
Dalam hidup ini kita pun perlu memiliki sahabat dan juga menjadi sahabat bagi orang lain. Jika saat ini kita tidak mau membuka diri bergaul dengan orang lain, berubahlah selagi masih ada kesempatan. Ingatlah, sebagai anggota tubuh Kristus, setiap kita harus terikat satu dengan lainnya. Apa pun status sosial kita, jabatan, tingkat ekonomi, warna kulit dan etnis kita, jangan menjadikannya sebagai alasan yang menghalangi kita menjadi sahabat buat orang lain. Marilah kita saling mengasihi, menolong, dan melayani demi menggenapi perintah agung Tuhan Yesus, yakni saling mengasihi sehingga dunia tahu kita adalah anak-anak Allah
(Yoh. 13:34-35). Kiranya Allah menolong kita untuk saling mengasihi sebagai saudara dan saling membantu dalam menanggung beban.
Refleksi Diri:
- Siapakah teman-teman di sekeliling Anda yang memiliki kriteria sahabat sejati seperti di atas? Apakah Anda sudah menjadi sahabat sejati buat mereka?
- Apa wujud nyata tindakan saling mengasihi dan membangun bagi sahabat Anda, terutama saudara dalam tubuh Kristus?