Bagikan artikel ini :

Saling melengkapi dalam pernikahan

Kejadian 2:20-25

Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.
- Kejadian 2:24

Pria dan wanita memiliki daya saling tarik-menarik, seperti layaknya magnet positif dan negatif. Salah satu yang menarik antara pria dan wanita adalah kemampuan atau kelebihannya. Misalnya, ekstrover dan introver, analitis dan visioner, pemikiran dan perasaan, disiplin dan spontan, kritis dan penerima. Kenyataan ini membuat setiap kita ingin mendapatkan pasangan yang bisa menjadikan kita utuh sebagai seorang pribadi.

Dalam hal ini, sebenarnya manusia sedang memenuhi rancangan Allah terhadap pernikahan, bahwa seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Satu daging bukan hanya bicara tentang seksualitas saja, tetapi berbicara tentang keutuhan seorang manusia di dalam hati, pikiran, perasaan, kelebihan, dan kekurangannya. Pernikahan dirancang Allah supaya setiap pasangan saling mengisi antara pria dan wanita, suami dan istri. Suami dengan keberadaan sebagai seorang pria dibantu oleh istri, yaitu seorang wanita yang akan menjadi penolong baginya. Jadi ketika pria bertemu dengan wanita yang jadi pasangannya, ini seperti kepingan puzzle yang bertemu pasangan yang pas baginya. Demikian pula sebaliknya, wanita yang bertemu dengan pasangan prianya.

Karena itu, sebelum kita memasuki jenjang pernikahan, penting untuk memperhatikan beberapa pertanyaan berikut: Pertama, apakah pasangan kita merupakan sosok yang dapat membantu kita lebih baik daripada sebelumnya? Kedua, apakah pasangan kita merupakan sosok yang melengkapi kita di bagian yang tidak kita miliki? Ketiga, apakah pasangan kita membawa kita menjadi seorang yang dewasa secara rohani? Dengan melihat tiga kriteria ini, secara sederhana kita bisa melihat dan menilai hubungan pacaran kita sebelum masuk ke dalam jenjang pernikahan, apakah benar dan sehat?

Demikian pula jika kita sudah menikah. Apakah kita sudah mengambil peran untuk mengisi kekosongan dari pasangan kita? Jika pasangan kita membutuhkan kasih, berilah kasih itu dengan tulus. Jika ia membutuhkan penghargaan, berilah penghargaan dengan kerendahan hati. Jika kita bisa saling mengisi maka akan mengurangi perselisihan dalam pernikahan. Marilah kita bangun pernikahan yang sehat, sejak sebelum menikah atau selama masih dalam pernikahan.

Refleksi Diri:

  • Apa yang membuat Anda tertarik dengan pasangan Anda? Apakah itu sifat-sifat yang saling tarik-menarik?
  • Bagaimana hubungan Anda dengan pasangan? Sudahkah Anda menjadi pribadi yang melengkapi pasangan Anda?