Segalanya sementara
2 Korintus 4:16-5:10
Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.
2 Korintus 4:18
emikirkan kembali masa-masa pengobatan saya, saya merasa sangat bersyukur atas kebaikan Tuhan. Betapa tidak, saya harus melalui hari-hari itu dengan menderita. Ada penderitaan yang tidak pernah saya duga sebelumnya. Ada penderitaan yang membuat saya tidak bisa tidur nyenyak sepanjang malam. Namun, saya sangat bersyukur bahwa Tuhan memberi kekuatan saya untuk melaluinya. Selama lebih dari lima bulan saya harus mengalami semua itu, tapi pada akhirnya berlalu juga.
Dalam pelayanannya, Rasul Paulus mengalami penderitaan yang tidak ringan. Sepanjang waktu, ia mengalami ancaman kematian. Namun dalam segala keadaan itu, ia tidak pernah putus asa. "Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa;" (2Kor. 4:8). Prinsip apakah yang mendasari kehidupan Paulus sehingga ia sanggup bertahan menghadapi semua itu? Dalam ayat 17, ia mengatakan, "Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami."
Rupanya cara pandang Paulus terhadap penderitaan sangat berbeda dengan kebanyakan kita. Seberat-beratnya penderitaan yang dialaminya, tetaplah itu tidak sebanding dengan besarnya kemuliaan kekal yang diperolehnya. Kemuliaan dalam arti hidup bahagia bersama Allah. Kebahagiaan yang bukan saja akan dinikmati nanti di sorga nanti tetapi sudah bisa dialaminya di dalam persekutuannya dengan Allah di dunia ini dan mencapai kesempurnaannya di dalam sorga nanti.
Cara pandang Rasul Paulus terhadap penderitaan sangat dipengaruhi pemahamannya tentang kesementaraan dan kekekalan. Ia melihat bahwa penderitaan di dunia ini bersifat sementara. Betapa pun lama penderitaan itu, ia akan berlalu (sama halnya sesenang apapun kehidupan di dunia ini juga tetap akan berlalu). Tidak ada yang abadi di dalam dunia ini. Hal itulah yang menguatkan saya selama menjalani pengobatan. Saya selalu berkata kepada diri sendiri, "This too shall pass" (yang ini juga akan berlalu). Penderitaan apa pun juga jangan membuat putus asa. Jalanilah bersama Tuhan Yesus yang menyertai kita selalu.
SETIAP PENDERITAAN PASTI AKAN BERAKHIR ASAL ANDA MAU MENJALANINYA BERSAMA-SAMA YESUS.