Bagikan artikel ini :

Segalanya sungguh baik

Kejadian 1:26-31

Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik.
- Kejadian 1:31a

Filsafat dan peradaban Barat telah dipengaruhi sangat kuat oleh pemikiran-pemikiran Plato yang hidup di zaman Yunani kuno. Kekristenan pun turut terpengaruh, antara lain dengan munculnya aliran Gnostik di abad pertama gereja.

Seperti Plato, aliran bidat Gnostik meyakini bahwa segala yang bersifat rohani lebih baik dan bernilai tinggi dibanding yang bersifat materi atau fisik. Jika pada masa kini ada orang Kristen yang berpendapat alam dan lingkungan tidak terlalu penting karena tidak rohani maka kemungkinan orang tersebut telah terpengaruh oleh filsafat Plato dan Gnostik. Pandangan ini sama sekali tidak Alkitabiah.
Kejadian 1:31 menyatakan, Allah melihat segala yang dijadikan-Nya sungguh amat baik. Allah tidak mengatakan sebagian dari yang dijadikan-Nya baik.

Bahkan sebelum manusia diciptakan, Allah menyatakan segala ciptaan-Nya di luar manusia juga baik. Dia menyatakannya sampai enam kali. Ini menunjukkan alam berharga di mata Allah. Sikap Allah yang menghargai alam juga terlihat melalui firman yang disampaikan kepada bangsa Israel di Imamat 25:2-5. Allah memerintahkan mereka supaya pada tahun ketujuh masa penanaman anggur harus ada masa perhentian bagi tanah yang ditanami.

Allah mengetahui yang terbaik bagi alam karena Ia adalah pencipta dan pemilik alam, TUHAN-lah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya. (Mzm. 24:1). Apakah tujuan Allah menjadikan bumi dan kekayaan alamnya? Pertama, Tuhan menciptakan bumi supaya tidak kosong dan ada yang mendiaminya (Yes. 45:18). Kedua, memenuhi kebutuhan manusia akan makanan dan tempat berteduh (Kej. 2:15, 9:3). Terakhir, untuk memuliakan Allah dan menyatakan kebesaran-Nya kepada manusia (Mzm 19:1-4).

Suatu kehormatan bagi kita jika Allah memberi kepercayaan untuk mengelola dan merawat milik-Nya, yaitu alam bumi dan segala isinya. Segala ciptaan yang dianggap-Nya baik dan berharga dipercayakan kepada kita untuk dikelola dan dirawat. Kita sebagai manusia, yaitu makhluk paling luhur yang diciptakan Tuhan, diminta untuk setia dan adil dalam mengelola alam untuk kebaikan bersama dan kemuliaan Allah. Dapatkah kita dipercaya dalam hal mengelola bumi?

Refleksi Diri:

  • Sadarkah Anda, segala kekayaan alam di sekitar Anda sebenarnya adalah milik berharga Allah?
  • Apa yang dapat Anda lakukan untuk menghargai, mengelola, dan merawat segala milik Allah sebagai bentuk penghormatan Anda kepada-Nya?