Bagikan artikel ini :

Sekalipun ditinggalkan ayah ibu

Mazmur 27

Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun TUHAN menyambut aku.
- Mazmur 27:10

Dalam film Aftershock (2010) diceritakan tentang seorang gadis cilik yang ditinggalkan ibunya di bawah reruntuhan ketika gempa bumi melanda kota Tangshan, Tiongkok, tahun 1976. Sang ibu memilih menyelamatkan saudaranya laki-laki. Ia merasa ditolak oleh ibu kandungnya sendiri. Ia tidak bisa memaafkan ibunya. Kepahitan menyelimuti hati Fang Deng, nama gadis itu, selama 32 tahun.

Pemazmur menceritakan ancaman terhadap dirinya yang sangat mengerikan. Perhatikan istilah-istilah yang dipakainya: penjahat, memakan dagingku (ay. 2), mengepung aku, peperangan (ay. 3). Namun dalam keadaan seperti itu, ia tidak takut karena Tuhanlah terang dan keselamatannya. Tuhan seperti benteng yang melin-dunginya. Pada puncaknya di ayat emas, pemazmur mengatakan bahwa ia tidak takut atau putus asa sekalipun orang terdekatnya, yaitu ayah-ibunya meninggalkannya karena ia punya Tuhan yang menyambutnya. Saya membayangkan kalau Fang Deng punya sikap yang sama, maka pastilah ia tidak akan menyimpan kepahitan selama 32 tahun.

Setelah 35 tahun berlalu sejak kepergiannya ke sorga, saya masih merasakan kehilangan ayah saya. Betapa tidak, ayah sayalah yang membawa saya kepada Kristus. Dialah yang tiap minggu membonceng saya dengan sepeda ontelnya ke gereja. Dialah yang mendoakan agar salah seorang dari empat putranya ada yang menjadi hamba Tuhan. Saya menjalani masa muda tanpa sosok ayah yang membela. Saya hadapi bahaya di masa remaja sendirian. Memang tidak semengerikan seperti yang dialami pemazmur, tetapi bukan hidup yang gampang bagi saya. Ditinggalkan orang terkasih sangatlah memilukan. Akan tetapi, seperti pemazmur saya bersyukur Tuhan Yesus tidak pernah meninggalkan saya. Sejak kecil Dia mengenal saya. Dia mengasihi saya. Dia memelihara hidup saya. Dia membela saya. Bahkan di saat paling kelam dalam hidup saya, ketika menerima vonis penyakit yang sangat berat, saya tahu Dia menyambut saya, seperti seorang bapa yang menyambut anaknya yang berlari kepadanya.

Ketakutan apa yang paling besar bagi Anda hari ini? Tidak perlu takut apa pun juga karena orang yang percaya Tuhan akan “melihat kebaikan TUHAN di negeri orang-orang yang hidup!” (ay.13).

Refleksi Diri:

  • Apakah Anda pernah mengalami ditinggalkan seorang terkasih? Bagaimana perasaan Anda waktu itu?
  • Setelah membaca renungan tadi, seberapa yakin Anda akan kebaikan Tuhan setelah pengalaman ditinggalkan tersebut?