Bagikan artikel ini :

Selaput mata yang gugur

Kisah Para Rasul 9:1-10; 17-20

Dan seketika itu juga seolah-olah selaput gugur dari matanya, sehingga ia dapat melihat lagi. Ia bangun lalu dibaptis.
- Kisah Para Rasul 9:18

Spektakuler. Demikianlah gambaran yang tepat tentang kisah pertobatan Saulus (kelak berganti nama menjadi Paulus). Dari seorang yang menggebu-gebu untuk menganiaya orang percaya, berbalik 180 derajat menjadi pemberita Injil yang militan.

Tidak banyak orang punya pengalaman seperti Rasul Paulus. Tidak perlu berkecil hati jika pengalaman Anda menjadi orang Kristen biasa-biasa saja. Apakah Anda pernah mengalami perjumpaan secara pribadi dengan Yesus? Kapan itu terjadi? Bagaimana peristiwa itu terjadi? Yang penting dan menjadi penekanan dalam kisah ini bukan soal sinar yang memancar atau suara dari langit. Bukan itu. Yang penting adalah dampak dari pengalaman perjumpaan dengan Allah. Sejak Anda berjumpa dengan Yesus, apa yang Anda rasakan? Perubahan apa yang terjadi dalam hidup Anda?

Ada satu hal unik terjadi ketika Saulus berjumpa Yesus. Ia menjadi buta. Buta yang tidak biasa. Kita tahu itu tidak biasa karena ketika Ananias mendoakan Saulus, ada semacam selaput yang luruh. Sejak itu, ia bisa melihat kembali. Namun, penglihatan yang baru dengan yang lama berbeda. Adanya selaput itu hendak menggambarkan kehidupan lama Saulus. Meskipun ia dapat melihat dengan jelas, ia melihat dengan kebencian dan hawa nafsu. Ada “selaput” yang menghalanginya untuk melihat realitas menurut kebenaran Allah. Orang yang pernah sakit katarak dapat memahami hal ini dengan mudah. Selaput katarak menyebabkan seseorang melihat segala sesuatu dengan samar. Ketika selaput itu dilepaskan, penglihatannya menjadi jernih kembali.

Setiap kita memiliki “selaput katarak rohani”. Selaput yang menghalangi Anda untuk melihat jelas kebenaran Allah. Selaput yang Anda miliki bisa jadi adalah ambisi pribadi atau mungkin prinsip-prinsip hidup atau cara pikir duniawi Anda. Barangkali kekhawatiran dan keraguan Anda akan masa depan. Apa pun itu, pintakan kepada Allah supaya Dia menggugurkan selaput tersebut.

Mari kita sama-sama berdoa demikian: Tuhan Yesus, terima kasih atas kasih karunia pengampunan yang Engkau telah berikan. Ajar aku untuk meninggalkan tabiat manusia lamaku. Buat mataku terbuka dari selaput yang menutupi kejelasan kebenaran firman-Mu sehingga aku bisa melihat kehidupan yang baru di dalam terang kemuliaan-Mu. Amin.

Refleksi Diri:

  • Adakah “selaput katarak rohani” yang menghalangi Anda untuk melihat terang kemuliaan Tuhan?
  • Coba tanyakan kepada pasangan atau saudara seiman, adakah selaput yang selama ini tidak Anda sadari? Doakan supaya Tuhan membantu mengungkapkannya.