Bagikan artikel ini :

Semakin Salah Langkah

2 Tawarikh 28:1-4, 22-27

Dalam keadaan terdesak, Raja Ahas semakin bertindak tidak setia kepada TUHAN. —2 Tawarikh 28:22 (AYT)

Raja Ahas memulai masa pemerintahannya dengan tidak baik. “Ia tidak melakukan apa yang benar di mata TUHAN seperti Daud, bapa leluhurnya.” (ay. 1b).

Sederet dosa diperbuatnya, mulai dari membuat patung-patung tuangan, menyembah berhala, sampai membakar anak-anaknya sebagai korban dalam api. Ketika menghadapi ancaman musuh, ia meminta bantuan kepada raja negeri Asyur. Berharap mendapat bantuan, yang didapati Ahas adalah kesusahan yang semakin menyesakkannya, padahal ia sudah membayar upeti yang besar.

Langkah Ahas semakin blunder. Ia mempersembahkan korban kepada para allah orang Damsyik yang telah mengalahkannya. Pikirnya: “Yang membantu raja-raja orang Aram adalah para allah mereka; kepada merekalah aku akan mempersembahkan korban, supaya mereka membantu aku juga.” (ay. 23). Ia bahkan “mengumpulkan perkakas-perkakas rumah Allah dan menghancurkannya. Ia menutup pintu rumah TUHAN, lalu membuat mezbah-mezbah bagi dirinya di segenap penjuru Yerusalem.” (ay. 24). Tidak cukup sampai di situ, “di tiap-tiap kota di Yehuda ia membuat bukit-bukit pengorbanan untuk membakar korban bagi allah lain.” (ay. 25a). Perbuatan bodoh Ahas disimpulkan dalam ayat emas di atas. Semakin terdesak, Ahas semakin meninggalkan Tuhan.

Ada dua tipe orang dalam menghadapi keadaan terdesak. Tipe pertama adalah orang yang lari kepada Tuhan. Semakin terdesak, ia semakin mendekat kepada Tuhan. Seperti seorang anak kecil yang ketakutan, ia berlari memeluk ayah atau ibunya. Tipe kedua adalah orang yang lari dari Tuhan. Semakin terdesak, ia semakin panik dan mengambil langkah yang membuat keadaannya justru semakin buruk. Ia berpikir langkah-langkah yang diambilnya akan memberikan hasil yang cepat dan pasti. Kalau orang lain ambil langkah itu dan berhasil tanpa peduli apakah langkah itu benar atau salah—mengapa saya tidak ikut mencoba? Seperti Ahas yang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Kenyataannya, kecerobohan seperti ini justru membawa kehancuran.

Saudaraku, saat menghadapi keadaan terdesak, berpikirlah baik-baik sebelum melangkah. Jangan menambah kehancuran dengan langkah yang buruk. Mintakan hikmat daripada Tuhan Yesus supaya Anda tidak semakin salah melangkah.

Refleksi Diri:

  • Saat menghadapi keadaan terdesak, Anda termasuk tipe orang yang mana? Mari koreksi diri.
  • Apa yang biasa Anda lakukan di saat kondisi terdesak? Sudahkah Anda berpikir dan meminta hikmat dari Tuhan?