Bagikan artikel ini :

Seperti yang biasa dilakukan

Daniel 6:11, Lukas 18:1-8

Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya.
- Daniel 6:11

Saat Daniel mendengar kabar mengenai disahkannya aturan terbaru yang melarangnya berdoa kepada Allah maka hal pertama yang dilakukannya adalah tetap menghadap Allah, seperti yang biasa dilakukannya. Daniel tidak mengubah kebiasaannya berdoa di ruang atas kamarnya dengan jendela terbuka yang menghadap ke Yerusalem. Jika ingin menyelamatkan diri, Daniel bisa dengan mudahnya berhenti berdoa kepada Allah. Namun, Daniel memilih tetap melakukannya.

Allah pasti sangat menghargai apa yang Daniel lakukan, tetap bertahan berdoa sekalipun nyawanya terancam. Yesus Kristus juga mengajarkan para pengikut-Nya untuk berdoa dengan tidak jemu-jemu. Dia menceritakan tentang seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati siapa pun. Seorang janda yang selalu datang kepada hakim, kembali datang untuk meminta sang hakim membela haknya. Walaupun awalnya hakim itu menolak permintaan sang janda, akhirnya ia membenarkannya supaya janda tersebut tidak terus mengganggunya.

Yesus berkata agar para pengikut-Nya mencamkan apa yang dikatakan oleh hakim lalim tersebut. “Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?” (ay. 7-8).

Berdoa dengan tidak jemu-jemu kepada Allah adalah suatu perwujudan iman yang menunjukkan kebergantungan kita kepada-Nya. Berdoa bukanlah tindakan memanipulasi Allah agar Dia memberikan apa yang kita inginkan melainkan suatu percakapan timbal balik. Melalui doa, hati kita semakin lama akan semakin diubahkan sesuai dengan hati (dan kehendak) Tuhan. Itulah sebabnya di awal “Doa Bapa Kami”, Tuhan Yesus mengajarkan kalimat, “Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendakmu di bumi seperti di surga.”

Marilah kita terbiasa melakukan doa secara rutin dan dengan tidak jemu-jemu, sambil terus menaikkan permohonan dan pergumulan dalam iman kita kepada Yesus. Biarlah melalui doa kita semakin mengenal hati Tuhan dan memahami apa yang dikehendaki-Nya di dalam hidup kita.

Refleksi Diri:

  • Apakah selama ini Anda selalu konsisten datang dengan iman kepada Allah dalam setiap keadaan?
  • Bagaimana selama ini pandangan Anda mengenai doa? Apakah sudah sesuai dengan apa yang disampaikan pada renungan ini?