Bagikan artikel ini :

Siap Merendahkan Diri?

2 Tawarikh 7:11-22

dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.
- 2 Tawarikh 7:14

Petrus menasihati, “... rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: ‘Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.’” (1Ptr. 5:5b). Karena itu rendahkanlah diri di hadapan sesama, terlebih lagi di hadapan Tuhan sebagai pengakuan terhadap Tuhan dan pengakuan siapa diri kita sebenarnya di hadapan-Nya.

Saat Salomo berhasil membangun bait Allah pertama dengan sangat megahnya, Tuhan mengingatkan Salomo bahwa umat Israel harus punya sikap hati yang benar di hadapan-Nya. Bangsa Israel berkali-kali menganggap bahwa Tuhan bukan segala-galanya. Mereka sering bersikap sombong di hadapan Allah, tidak peduli dengan apa yang Tuhan katakan. Tuhan mau menunjukkan bahwa Dia satu-satunya yang berkuasa atas segala sesuatu. Kalau Dia izinkan tidak ada hujan maka setetes air hujan pun tidak akan turun. Jika Tuhan izinkan adanya sakit penyakit maka kepintaran manusia pun tidak bisa menyembuhkan dengan segala macam obat.

Tuhan menginginkan hati yang sungguh-sungguh menyembah Dia, bukan karena Dia narsis atau haus pujian, tetapi memang Dia adalah Tuhan yang seharusnya dipuji dan disembah. Tuhan bukanlah Tuhan yang bengis dan kejam, justru dalam ayat di atas menunjukkan kemurahan hati-Nya. Dikatakan Tuhan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka dan memulihkan negeri Israel. Saat manusia tidak mencari Tuhan dan tidak mau merendahkan diri di hadapan Tuhan, justru Tuhan Yesus-lah yang merendahkan diri-Nya (Flp. 2:2-8). Perendahan diri kita di hadapan-Nya adalah ketika kita percaya Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat satu-satunya yang menyelamatkan, yang tanpa-Nya kita akan binasa. Kita perlu merendahkan diri kepada Tuhan, artinya kita mengakui bahwa kita tidak bisa apa-apa tanpa Tuhan. Mengakui Tuhan sebagai sumber hidup dan pertolongan kita, menunjukkan siapa sumber kekuatan kita. Kita butuh Kristus, Dialah Juruselamat satu- satunya. Adakalanya kita diizinkan mengalami pengalaman-pengalaman pahit dan sulit di dalam hidup, supaya kita mengerti bahwa kita ini biasa-biasa saja, penuh keterbatasan, dan perlu Tuhan. Pesan utama hari ini adalah apa pun yang bisa kita capai dalam hidup ini, senantiasa tunduk dan bergantunglah kepada Tuhan Yesus. Siap merendahkan diri?

Refleksi diri:

  • Dalam hal apa biasanya Anda melupakan Tuhan dan mengandalkan diri sendiri?
  • Mengapa merendahkan diri di hadapan Tuhan itu penting?