Bagikan artikel ini :

Siapa Yang Duduk Di Takhta?

Obaja 1:7

Lebih baik berlindung pada TUHAN dari pada percaya kepada manusia. Lebih baik berlindung pada TUHAN dari pada percaya kepada para bangsawan.
- Mazmur 118:8-9

Ada satu ayat penghakiman yang kita lewati karena kita perlu tahu dulu konteksnya. Kita telah mengetahui bahwa dosa Edom adalah berbuat jahat kepada saudaranya sendiri, dan bahwa Tuhan akan membalas perbuatan mereka dengan setimpal. Dengan kata lain, karena Edom berbuat jahat terhadap saudaranya sendiri maka yang mereka anggap saudara justru akan menghancurkan mereka.

Hukuman inilah yang diberitakan dalam ayat 7. Orang-orang Edom akan diusir dari wilayah mereka, diperdaya, dikalahkan, dan dijebak. Oleh siapa? Musuh-musuh mereka? Tidak! Jawabannya adalah oleh teman-teman sekutu, sahabat-sahabat, dan orang yang makan sehidangan dengan mereka. Ingat, sama seperti budaya Tionghoa, budaya Israel juga menganggap makan bersama adalah suatu tindakan kebersamaan yang penting. Intinya, orang-orang yang dianggap Edom sebagai saudaralah yang dipakai Tuhan untuk menjadi alat penghakiman-Nya. Lihat betapa setimpalnya hukuman yang Tuhan berikan kepada mereka! Mata ganti mata, gigi ganti gigi.

Ini juga yang akan terjadi kepada kita jika kita mengandalkan orang-orang lain melebihi Tuhan. Tidak ada salahnya meminta tolong atau memiliki orang-orang tertentu untuk menjadi support group. Bagaimanapun, ini yang Tuhan kehendaki (Gal. 6:2). Namun, menjadi sesuatu yang berbahaya jika kita menggantungkan hidup kita kepada mereka. Kasih setia manusia seperti kabut pagi dan embun (Hos. 6:4). Anda menggantungkan pengharapan dan tujuan hidup kepada anak, pasangan, atau orangtua. Anda mengandalkan rekan kerja dalam bisnis. Anda mengidolakan hamba Tuhan tertentu sebagai panutan hidup. Bagaimana kalau suatu saat mereka melakukan sesuatu yang mengecewakan Anda, entah disengaja atau tidak? Tidakkah akan lebih sulit memaafkan, atau setidak-tidaknya berempati dengan kelemahan mereka, khususnya jika orang-orang itu bukan bagian dari keluarga kita?

Ketika Anda memaksa orang lain untuk duduk di takhta yang hanya Tuhan yang bisa menempati, cepat atau lambat orang itu akan jatuh. Mari andalkan Tuhan Yesus sebagaipelindung dan pemimpin hidup Anda sebab Dia-lah satu-satunya  Hakim di semesta ini yang bisa berlaku adil kepada setiap insan dunia.

Refleksi diri:

  • Apakah ada pribadi tertentu yang menjadi pengharapan dan tujuan hidup Anda selain Tuhan? Siapa orang yang Anda andalkan atau idolakan melebihi Tuhan?
  • Bagaimana upaya Anda untuk mendudukkan kembali Tuhan Yesus di takhta tersebut?