Bagikan artikel ini :

Siapa Yang Harus Diutamakan?

Matius 22:34-40

Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu." Matius 22:37

Film Brad Pitt berjudul Allied mengisahkan tentang cinta lokasi dua agen rahasia dari dua negara berbeda pada masa perang dunia kedua yang sebelumnya tidak saling mengenal. Keduanya saling mencintai bahkan dikaruniai putri yang manis. Kehidupan pernikahan bahagia itu terganggu ketika suatu hari ditengarai bahwa sang wanita ternyata mata-mata musuh yang disusupkan ke Inggris. Penyelidikan lebih lanjut membuktikan bahwa memang wanita itu adalah agen musuh.

Kisah ini menimbulkan dilema etis. Jika terjadi konflik etis, siapa yang harus diutamakan? Suami atau negara? Jika wanita itu benar mencintai suaminya, mengapa ia tidak meninggalkan pekerjaannya? Sebaliknya, jika ia lebih mencintai negaranya, mengapa ia memberi cinta sepenuh hati kepada pria itu? Atau sebenarnya itu cinta palsu? Pertanyaan-pertanyaan yang tidak terjawab.

Saya tidak ingin membahas pertentangan antara cinta negara dengan cinta romantis. Yang menjadi pemikiran saya adalah kepada siapa cinta tertinggi harus diberikan? Jika terjadi konflik etis antara mengutamakan Tuhan atau diri sendiri, siapa yang Anda utamakan? Jika Anda diancam menyangkal Yesus dengan taruhan nyawa anak Anda, Anda akan memilih siapa?

Mari kembali kepada hakikat diri manusia. Dari mana saya dan apa tujuan hidup saya? Kita adalah ciptaan Tuhan. Saya hadir ke dalam dunia bukan secara kebetulan dan tanpa tujuan. Kita hidup untuk menggenapkan tujuan yang ditetapkan-Nya. Dalam arti tertentu, saya tidak bebas membuat pilihan kepada siapa saya mengabdi atau memberikan cinta tertinggi. Ketetapannya sudah jelas, tinggal saya mau mengikuti atau tidak. Saya harus mengutamakan Tuhan lebih daripada segala hal lain di dunia ini.

Ketika ambisi atau keinginan diri saya menghadapi dilema antara mengikuti kehendak Tuhan atau yang bukan kehendak Tuhan, sesungguhnya kita sudah diberikan pedoman bagaimana mengambil keputusan: kasih dan kesetiaan kepada Tuhan dan firman-Nya harus menjadi yang paling utama. Sekali lagi seperti ayat emas kita hari ini, hendaklah Anda mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati, jiwa, dan akal budi. Kasihilah Yesus dengan seluruh keberadaan Anda.

MENGASIHI ALLAH DENGAN SELURUH KEBERADAAN ANDA ADALAH HAKIKAT ANDA SEBAGAI MAKHLUK CIPTAAN-NYA.