Bagikan artikel ini :

Siapkah Usai Usia?

Ayub 1:20-22

Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, ...
- Ayub 1:21

Ayub menyatakan apa yang kita raih, capai, dan dapatkan di dunia, semuanya akan terlepas dari kita, tepat saat ajal menjemput. Karena ayat ini, saya dan istri mencoba berpikir, kira-kira kapan kami akan menghadapi kematian?
Ooo tidak lama lagi! Kematian memang tidak dapat dihindari tetapi enggan untuk dipikirkan.

Beberapa penyebab yang membuat manusia takut akan kematian: takut ber- pisah dengan yang dikasihi, takut dengan kehampaan, dan takut tidak tahu akan ke mana setelah mati. Nah, untuk mengatasinya, apa yang harus kita persiapkan menjelang usai usia?

(1) Siapkan diri menghadapi kematian. Mengingat kematian akan menolong kita untuk mempersiapkan diri menghadapinya. Kematian bisa datang kapan saja, jangan terlena. Ada yang berpikir ia akan masuk sorga, tahunya Yesus berkata, “Aku tidak mengenal engkau.” Ada yang berpikir ia melakukan banyak pelayanan dan yakin masuk sorga, tapi ternyata Yesus tidak mengizinkan masuk ke sorga karena Dia jeli melihat hati. Salah satu yang perlu kita perangi adalah kemunafikan. Mohon Tuhan bantu kita punya hati yang murni.

(2) Jangan pulang dengan tangan kosong. Kendati kita mati tidak bawa apa-apa tapi jangan menghadap Tuhan dengan tangan kosong. Tuhan rindu melalui Anda, ada jiwa yang datang kepada-Nya. Apakah tahun ini kita sudah membawa jiwa bagi Kristus? Atau kita terjebak dalam lingkaran hidup dan pelayanan tapi tidak memenangkan jiwa? Apakah talenta yang Tuhan titipkan sudah Anda kembangkan? Apakah Anda gunakan untuk diri dan keluarga Anda sendiri saja? Ingatlah Yesus pasti meminta pertanggungjawaban hidup Anda.

(3) Jadikan Tuhan sebagai Raja. Tak jarang karena kepintaran, kedudukan, dan kekayaan kita melakukan tugas pelayanan seperti raja. Harus selalu didengar, dituruti, dan banyak hal yang justru baik dan berkenan kepada Allah, terhambat karena kita.

Saudaraku, mari kita hidup dalam pengabdian kepada Tuhan Yesus, dengan hati yang jujur dan murni, dengan tidak berlagak bagai raja di bumi, dan dengan tangan yang tidak kosong membawa jiwa-jiwa yang kita persembahkan kepada-Nya. Orang yang siap menghadapi kematian akan siap hidup bagi Tuhan.

Salam siap usai usia.

Refleksi Diri:

  • Sudah siapkah Anda menghadapi kematian yang bisa datang kapan saja?
  • Dari tiga poin yang disampaikan mengenai persiapan kematian, mana yang Anda rasa perlu diperbaiki?