Bagikan artikel ini :

Sibuk Dengan Pencitraan

Pengkhotbah 7:21-22
Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.”
- Galatia 1:10b

Pencitraan. Sesuatu yang dilakukan siapa pun di dunia ini, baik di dunia nyata maupun di jagad internet. Kita selalu khawatir tentang apa yang orang katakan tentang kita. Kita sibuk dengan pencitraan diri agar terlihat selalu baik di hadapan orang lain. Padahal seorang penulis bernama Ann Landers pernah mengatakan, “Di usia dua puluh tahun, kita mengkhawatirkan apa yang orang pikirkan tentang kita. Di usia empat puluh tahun, kita tidak peduli apa yang orang pikirkan tentang kita. Di usia enam puluh tahun, kita menyadari bahwa mereka tidak memikirkan apa pun tentang kita.”

Raja Salomo tidak menyangkal bahwa orang bisa saja beropini tentang kita, bahkan beropini yang buruk. Di tempat kerja, rekan-rekan atau bawahan Anda bisa saja menggosipkan Anda. Di keluarga Anda pun, sanak saudara bisa membicarakan keburukan Anda. Bahkan di gereja, jangan kira semua orang akan berbicara yang baik-baik tentang Anda, tidak peduli seaktif apa Anda melayani atau semurah hati Anda dalam memberi persembahan/donasi. Semua orang bisa membentuk opini pribadi tentang Anda dan tidak bisa dikontrol apa yang orang pikirkan tentang Anda.

Apa solusi Salomo? Mudah saja. Jangan terlalu dipedulikan atau dimasukkan hati. Jangan sibuk dengan pencitraan diri. Kalau kita terus-menerus terlalu peduli apa yang orang katakan tentang kita, kita akan menjadi seperti kisah bapak-anak dan keledai mereka. Ketika sang anak menunggang keledai, orang mengata-ngatainya sebagai anak tidak berbakti. Ketika sang ayah menungganginya, ia dikata-katai tidak sayang anak. Ketika keduaduanya menunggangi, mereka dikata-katai kejam terhadap binatang. Ketika justru mereka yang menggotong keledai itu, mereka dikata-katai gila. Frustrasi, mereka akhirnya menjual keledai tersebut.

Jadi, jangan berkecil hati kalau ada orang-orang yang mengatakan hal buruk tentang Anda. Orang-orang seperti itu pasti ada. Jangankan Anda yang tidak sempurna, Tuhan Yesus saja dikelilingi para lawan-Nya yang mengata-ngatai hal-hal yang buruk di belakang-Nya, bahkan berencana membunuh-Nya. Namun, Yesus tetap maju dan melakukan misi-Nya.

Demikian pula kita. Jika kita terlalu peduli apa kata orang, kita tidak akan pernah melakukan apa pun bagi Tuhan!

Refleksi Diri:

  • Apakah Anda termasuk orang yang cenderung terlalu peduli perkataan orang atau cuek?
  • Bagaimana cara Anda untuk berhenti terlalu mengkhawatirkan pikiran orang tentang Anda?