Bagikan artikel ini :

Spy Wednesday

Markus 14:10-11

Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN.
- Yesaya 55:8

Kalender gerejawi mencatat hari ini sebagai Spy Wednesday, yakni hari yang dipercaya sebagai hari dimana Yudas Iskariot diam-diam layaknya pengintai menghadap imam-imam kepala untuk menjual Tuhan Yesus. Perhatikan bahwa Yudas tidak didatangi oleh mereka. Yudas-lah yang secara aktif melakukan pengkhianatan ini.

Mengapa Yudas melakukannya? Sebuah pertanyaan yang mengundang berbagai jawaban. Ada yang menjawab, “Yudas memang orang super jahat yang sejak awal mencari kesempatan untuk menjual Gurunya. Ia seperti penjelmaan Iblis!” Ada pula yang bersimpati, “Yudas melakukannya demi kebaikan dengan pemikiran bahwa Tuhan Yesus akan menunjukkan kuasa-Nya di depan musuh-musuh-Nya.” Siapa sangka Yesus rupanya tidak melawan mereka? Manakah jawaban yang benar?

Mungkin jawabannya bukan keduanya. Yudas, seperti orang-orang Israel masa itu, menantikan seorang Mesias yang akan mengalahkan penjajah mereka, yakni Roma, dan menjadi raja yang akan merestorasi Kerajaan Israel dan yang pemerintahannya akan membawa mereka kepada kejayaan. Yudas mengharapkan Yesus adalah Mesias politik yang demikian. Namun, harapannya pupus ketika melihat Yesus menolak dijadikan raja seperti di dalam pemikirannya (Yoh. 6:14-15). Yudas, dalam kekecewaannya, memutuskan untuk berkhianat. Padahal aku sudah begitu giat mengikuti-Nya! Kalau Dia tidak bisa memenuhi harapanku, tidak masalah aku menjual-Nya, kan? Mungkin inilah yang ada di pikiran Yudas.

Tidakkah ini adalah suatu hal yang mengerikan? Yudas begitu miripnya dengan kita. Kita tidak menduganya, bukan? Setiap kita memiliki ekspektasi tertentu terhadap Tuhan, entahkah ekspektasi-ekspektasi yang seturut kedagingan kita atau bahkan ekspektasi-ekspektasi yang kita beri label “rohani”. Tuhan, aku begitu rajin dalam pelayananku dan aktif dalam gereja. Sekarang Engkau harus memenuhi apa yang aku inginkan! Mungkin itu yang ada di dalam benak kita. Apa bedanya kita dengan Yudas?

Kata orang, “Expect more from God!” Apakah perkataan ini benar? Ya dan tidak, tergantung apa ekspektasi kita. Jika kita berharap akan penyertaan Tuhan, bahwa Dia akan selalu beserta kita dan tidak akan meninggalkan kita di dalam jalan-Nya, tentu ini ekspektasi yang benar. Namun, jika ekspektasi kita adalah Tuhan harus menuruti setiap jalan dan rancangan kita, kita harus siap-siap kecewa seperti Yudas Si Pengkhianat.

Refleksi Diri:

  • Apakah Anda sedang atau pernah kecewa kepada Tuhan?
  • Apakah selama mengikuti Kristus, Anda menyimpan ekspektasi-ekspektasi terhadap Tuhan yang Anda tahu tidak sesuai dengan kehendak-Nya? Bagaimana Anda akan mengubah ekspetasi-ekspetasi tersebut?