Bagikan artikel ini :

Sudah cukup belum?

Mazmur 23

Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
- Mazmur 23:1

Mazmur 23 tidak pernah kehilangan keindahannya sekalipun sepanjang masa seringkali dibahas atau dikhotbahkan. Mazmur ini menyampaikan salah satu ketakutan manusia, yaitu takut berkekurangan karena tidak berkecukupan. Banyak orang hidupnya dikuasai rasa takut ini karena memang hidupnya pas-pasan. Sementara yang lain, meskipun sudah punya segala-galanya tetap merasa tidak cukup. Sebetulnya, tidak ada ukuran batasan tertentu terhadap benda atau sesuatu yang bisa dimiliki seseorang sehingga ia bisa berkata, “Ya, saya sudah cukup.”

Mazmur ini ditulis oleh Daud dan dikenal sebagai mazmur pelepasan. Daud menulis mazmur ini karena mengalami kelegaan dan kelepasan dari kejaran musuh-musuhnya, seperti Saul dan Absalom. Mazmur 23 sama sekali tidak menunjukkan adanya ketakutan atau kekhawatiran.

Situasi pertama yang dirasakan Daud adalah kecukupan dalam keadaan baik, “Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.” Kecukupan diri Daud bersumber pada kehadiran Tuhan di dalam hidupnya. Pemakaian kata “Tuhan adalah gembalaku” menggambarkan relasi yang sangat personal. Daud tahu ia tidak akan kekurangan sesuatu pun saat berada di dalam Tuhan. Ini bukan soal materi saja, tetapi bicara soal kecukupan, kepuasan di dalam hidup. Seseorang bisa mengejar berbagai hal (kekayaan, kesuksesan, ketenaran, dan sebagainya) di dalam hidup ini untuk mencapai kepuasan, tetapi setelah mendapatkannya akan muncul kembali ketidakpuasan yang baru. Kepuasan dan kecukupan sejati hanya ditemukan di dalam Kristus.

Daud bisa tenang karena tahu Sang Gembala sangat mengerti dirinya, dikatakan di ayat selanjutnya, “Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau… Ia membimbing aku ke air yang tenang…. Ia menyegarkan jiwaku… Ia menuntun aku di jalan yang benar…” (ay. 2a-3). Rumput dan air memang menjadi makanan domba. Gembala tidak pernah membiarkan dombanya kekurangan.
Senada dengan apa yang disampaikan Daud, Rasul Paulus mengatakan, “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” (Flp. 4:13). Percayalah hanya kepada Tuhan Yesus maka Anda akan menerima kepuasan sejati di dalam hati yang tidak bisa diberikan dari siapa pun dan oleh apa pun.

Refleksi Diri:

  • Apa yang seringkali membuat Anda merasa takut berkekurangan sehingga tidak pernah merasa berkecukupan?
  • Mengapa Tuhan Yesus merupakan satu-satunya Pribadi yang bisa memberi kepuasan sejati?