Bagikan artikel ini :

Sukacita Mendekat Tuhan

Mazmur 122:1-9

Aku bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku: “Mari kita pergi ke rumah TUHAN.”
- Mazmur 122:1

Pada dasarnya, manusia pasti membutuhkan pribadi lain di luar dirinya dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Kenyataan ini benar adanya karena manusia adalah makhluk sosial atau makhluk yang harus berelasi. Manusia diciptakan oleh Tuhan maka dalam menjalani kehidupannya ia pasti harus berelasi dengan Tuhan dan dengan sesama manusia yang diciptakan juga oleh-Nya. Namun, acapkali kita menemukan orang-orang yang dengan sombongnya menyatakan bahwa ia tidak membutuhkan orang lain, bahkan terlebih parah menganggap dirinya tidak membutuhkan Tuhan dalam kehidupannya.

Mazmur 122 adalah ungkapan isi hati seorang anak Tuhan, bernama Daud. Sebagian besar kita tentu sangat mengenal profil Daud. Ia seorang raja yang sangat berpengaruh dan terkenal di sepanjang sejarah bangsa Israel. Bukan hanya berpengaruh di dalam sejarah kehidupan orang Israel, bahkan pengaruh Daud menjalar sampai ke peradaban dunia hingga saat ini. Daud sesungguhnya memiliki ratusan alasan untuk bersukacita karena segala yang dimilikinya. Ia mampu mendapatkan semua yang dibutuhkan dan diinginkannya setiap saat.

Daud memiliki harta, tahta, wanita, popularitas dan semua hal lainnya yang sangat diingini oleh setiap manusia di muka bumi. Namun, yang sangat menarik adalah Daud justru bersukacita bukan karena semua yang dimilikinya, melainkan karena bisa dan boleh mendekat kepada Tuhan, di dalam rumah Tuhan. Bagi Daud, mendekat kepada Sang Pencipta menjadi sumber sukacitanya yang tidak dapat tergantikan oleh apa pun. Daud sadar sebagai manusia yang diciptakan oleh Tuhan maka ia tidak bisa lepas dari kekuasaan Tuhan. Daud paham bahwa di tengah kekayaan dan kekuasaan yang dimilikinya, ia memerlukan relasi yang dekat dengan Tuhan yang memberikannya hikmat, kebijaksana, kekuatan dan anugerah untuk menjalani kehidupannya.

Bagaimanakah dengan kita? Apakah kita masih merasa memerlukan Tuhan dalam menjalani kehidupan? Atau justru kita merasa tidak memerlukan Tuhan lagi dan tidak memiliki keinginan untuk mendekat kepada Tuhan Yesus? Sebagai manusia yang diciptakan oleh Tuhan, kita tidak mungkin bisa mengerti apa arti hidup tanpa menemukannya di dalam Tuhan yang menciptakan kita dan memberikan kekuatan dalam menjalani hidup.

Refleksi Diri:

  • Bagaimana Anda menjalani hidup sebagai makhluk sosial selama ini?
  • Bagaimana relasi Anda selama ini dengan Tuhan? Apakah Anda masih bersukacita jika bisa dan boleh mendekat kepada-Nya?