Bagikan artikel ini :

Sumbu yang Pudar

Matius 12:15-21

Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang.
-Matius 12:20

Pembuatan lilin melalui proses yang menarik. Salah satu elemen penting lilin adalah sumbu. Tanpa sumbu, lilin tidak bisa melaksanakan fungsinya. Tanpa sumbu, lilin yang cantik tidak bisa mempertahankan api, hanya meleleh dan menjadi gumpalan tanpa bentuk. Sumbu menahan api, membuat lilin terbakar perlahan-lahan. Akibatnya, lilin meleleh sedikit demi sedikit dan membentuk pola- pola tetesan menarik di sepanjang batang. Setelah sekian jam, lilin akan habis dan sumbunya hangus terbakar, nyala api mulai berkedip-kedip, lalu padam.

“Sumbu yang pudar” nyalanya karena hampir habis bahan bakar merupakan lambang orang-orang yang lemah dan tak berdaya. Terkadang pengharapan kita ibarat sumbu pada lilin. Pada suatu saat, kita merasa api pada sumbu kita mulai berkedip-kedip, nyaris padam. Kita berusaha agar api pengharapan itu terus menyala. Namun, di satu sisi kita kehabisan tenaga, letih, dan lesu. Berapa besar usaha kita, tetap tidak bisa menghentikan lilin meleleh terus di sekeliling kita. Ya, saat itu mungkin kita merasa tak berdaya dengan keputusasaan dan kekalahan. Mungkinkah kita akan mendapatkan kekuatan baru ketika sumbu pengharapan kita hampir padam oleh berbagai persoalan?

Hal yang sama dialami Tuhan Yesus, sewaktu orang-orang Farisi marah melihat-Nya melakukan banyak mukjizat. Mereka yang dulu dihormati, kini pudar, dan kehormatan itu berpindah kepada Yesus. Begitu banyak orang beralih mengikuti-Nya. Selain itu, ajaran Yesus menentang kesombongan, kemunafikan, dan kepentingan duniawi kaum Farisi. Ini buat telinga mereka panas memerah dan akhirnya berujung pada persekongkolan untuk membunuh Yesus (ay. 14). Namun, Yesus tidak takut dan menyerah. Dan karena belum waktunya, maka Yesus menghindar dan berdoa (ay. 15).

Tuhan adalah satu-satunya sumber kekuatan dan pengharapan kita. Ketika api pengharapan kita mulai hampir padam, mendekatlah kepada Tuhan. Ingatlah kembali janji-janji-Nya. Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya. Kehadiran-Nya memampukan kita menghadapi tantangan hidup. Dia akan memulihkan kekuatan dan memberi kelegaan. Carilah Tuhan Yesus! Niscaya pengharapan kita yang mulai padam akan dipulihkan-Nya.

Refleksi Diri:

  • Pernahkah Anda mengalami kehilangan pengharapan, seperti lilin yang hampir padam? Bagaimana kondisi Anda saat itu?
  • Apa yang Anda lakukan untuk mengatasi pengharapan yang hampir pudar tersebut?