Bagikan artikel ini :

Tahan Sebentar Saja

Markus 4:3-9

Demikian juga yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, ialah orang-orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira, tetapi mereka tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila kemudian datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, mereka segera murtad.
- Markus 4:16-17

Ketika masih remaja dan pemuda, hampir setiap tahun gereja kami mengadakan retreat. Rasanya senang sekali. Pada waktu itu, masih bisa retreat sampai 4-5 hari. Setelah retreat, persekutuan tambah ramai. Yang ikut kelas Pendalaman Alkitab juga bertambah. Namun, setelah sekian waktu, semangat itu mengendor.

Tuhan Yesus memberi perumpamaan tentang benih yang ditaburkan di atas berbagai macam tanah. Sebagian benih jatuh ke atas tanah yang berbatu-batu. Benih ini segera tumbuh karena tanah di atas batu itu subur. Namun karena lapisan tanahnya tipis, maka ia tidak bisa berakar dalam. Tak lama kemudian, ia mati karena kekurangan air dan nutrisi.

Perumpamaan ini sebenarnya tentang berbagai jenis tanah. Benih mewakili firman Tuhan. Tanah mewakili hati orang yang menerima firman Tuhan. Tanah yang berbatu-batu mewakili orang yang cepat sekali menerima firman Tuhan dan kelihatannya bertumbuh dengan cepat. Namun, iman mereka dangkal. Bertahan sebentar saja. Firman itu tidak berakar dalam hati mereka karena mereka sebenarnya lebih tertarik pada mukjizat yang Tuhan Yesus perbuat
daripada firman yang Yesus beritakan (lih. Mrk. 3:7-12). Ketika mengalami kesulitan atau penderitaan, iman mereka mereka mengerut dan mati. Kata “murtad” dalam bahasa aslinya digunakan untuk perangkap yang dibuat untuk menjerat binatang. Maksudnya, ketika penderitaan menerpa, mereka terperangkap.

Jika Anda berpikir menjadi orang Kristen berarti menjalani hidup yang senang-senang saja, mengalami mukjizat, mendapat berkat berlimpah, maka berhati-hatilah. Oleh karena penderitaan dapat menimpa kapan saja. Pada waktu itu, Anda bisa terperangkap atau terjerat. Anda kecewa dan marah kepada Tuhan. Iman runtuh. Oleh karena itu, mari bangun iman! Hanya dengan iman yang kuat kita akan selamat.

Refleksi diri:

  • Bagaimana iman Anda selama ini saat menghadapi penderitaan atau tantangan hidup? Apakah Anda tetap berpegang pada firman Tuhan?
  • Apa komitmen yang ingin Anda ambil untuk membangun iman Anda terhadap Tuhan?